Suara.com - Komisi Pemilihan Umum telah menetapkan Joko Widodo – Jusuf Kalla menjadi pasangan presiden dan wakil presiden terpilih untuk periode 2014-2019. Saat ini, Jokowi dan JK tengah konsentrasi menyusun kabinet sebelum mereka dilantik.
Bagaimana tanggapan Partai Demokrat, apakah akan bergabung dengan koalisi pendukung Jokowi atau tetap berada di koalisi pro Prabowo Subianto – Hatta Rajasa?
Secara diplomatis, anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Achmad Mubarok mengatakan bahwa partainya akan di posisi netral.
“Biar kayak gini saja. Ada di wilayah kanan kiri oke,” kata Mubarok kepada suara.com, Sabtu (26/7/2014).
Dengan kata lain, kata Mubarok, sebagai penganut politik bebas aktif, partainya yang sekarang berada dalam posisi sulit, akan memegang prinsip mengikuti pemerintahan yang benar.
“Kan ada masalah kebenaran, ada masalah kepentingan nasional. Jadi, dibutuhkan ada pengorbanan, ada kesabaran. Demokrat tetap bermain di wilayah yang mengedepankan kebenaran,” kata Mubarok.
Mubarok mengklaim bahwa partainya tidak mencari jabatan.
“Enggaklah itu,” katanya.
Di Pilpres 2014, partai yang suaranya anjlok setelah dua kali berturut-turut mengantarkan Susilo Bambang Yudhoyono menjadi Presiden RI ini, menjadi anggota koalisi pendukung Prabowo Subianto – Hatta Rajasa.
Dan KPU menetapkan Joko Widodo-Jusuf Kalla menjadi pasangan pemenang pilpres sehingga mereka ditetapkan sebagai presiden dan wakil presiden terpilih pada 22 Juli 2014 malam.
Suara yang diraih Jokowi – JK sebanyak 70.997.833 suara atau 53,15 persen dari suara sah secara nasional. Sedangkan kompetitor mereka, pasangan Prabowo Subianto – Hatta Rajasa hanya meraih 62.576.444 suara atau 46,85 persen dari suara sah nasional.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka
-
Si Jago Merah Mengamuk di Kemanggisan, Warung Gado-Gado Ludes Terbakar
-
ODGJ Iseng Main Korek Gas, Panti Sosial di Cengkareng Terbakar
-
Diplomasi Tanpa Sekat 2025: Bagaimana Dasco Jadi 'Jembatan' Megawati hingga Abu Bakar Baasyir
-
Bobby Nasution Berikan Pelayanan ke Masyarakat Korban Bencana Hingga Dini Hari
-
Pramono Anung Beberkan PR Jakarta: Monorel Rasuna, Kali Jodo, hingga RS Sumber Waras
-
Hujan Ringan Guyur Hampir Seluruh Jakarta Akhir Pekan Ini
-
Jelang Nataru, Penumpang Terminal Pulo Gebang Diprediksi Naik Hingga 100 Persen
-
KPK Beberkan Peran Ayah Bupati Bekasi dalam Kasus Suap Ijon Proyek
-
Usai Jadi Tersangka Kasus Suap Ijon Proyek, Bupati Bekasi Minta Maaf kepada Warganya