Suara.com - Inspeksi mendadak (sidak) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ke Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta mendapat apresiasi dari anggota dewan. Salah satunya Wakil Ketua Timwas Tenaga Kerja Indonesia (TKI) DPR RI Poempida Hidayatullah.
"Sidak KPK di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta yang menangkap oknum BNP2TKI adalah suatu hal yang perlu diapresiasi," ujar Poempida Hidayatulloh di Jakarta, Sabtu (26/7/2014).
Sebelumnya dalam sidak di Bandara Soekarno Hatta Tangerang, KPK mengamankan 18 orang, di antaranya oknum Polri dan TNI AD, terkait dengan penyediaan pelayanan publik untuk TKI.
"Salah satu elemen yang menjadi masalah utama dari berulang-ulangnya masalah yang merundung para TKI adalah basis penegakan hukum yang lemah," katanya.
Menurut Poempida, apa yang dilakukan KPK kali ini ibarat "pucuk dicinta ulam tiba". Langkah yang diambil KPK ini seperti gayung bersambut dengan harapan dan rekomendasi Timwas.
Poempida menjelaskan beberapa waktu lalu, Timwas TKI telah merilis daftar hitam PPTKIS/PJTKI. Namun belum sepenuhnya ada tindakan hukum yang tegas kepada pelaku bisnis bidang TKI meski sebagian pelanggaran sudah jelas terindikasi pidana. Jika KPK saat ini fokus pada basis pemerasan atau suap yang ada di bandara, sebenarnya baru sebagian lingkup kecil saja.
"Seyogianya KPK melakukan pemantauan dan operasi di lingkup lainnya, seperti pembuatan KTKLN, proses rekrutmen di Ciracas, titik pemulangan TKI yang baru kembali ke daerah dan tentu semua basis birokrasi yang terkait dengan penyelenggaraan TKI," katanya.
Menurut Poempida, dalam konteks penegakan hukum yang dibutuhkan dalam masalah TKI tidak hanya pada basis pidana khusus korupsi saja. Namun juga harus merambah pada aspek kekerasan, intimidasi, penipuan dan bahkan pada isu perdagangan manusia.
Sejak 2006, KPK telah membuat kajian tentang sistem penempatan TKI yang telah disampaikan pada Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan BNP2TKI. KPK menemukan bahwa di Terminal III Soetta (terminal khusus TKI hingga 2007) terdapat kelemahan yang berpotensi terjadinya tindak pidana korupsi.
Potensi korupsi tersebut adalah rendahnya kurs valas dari 'market rate' di penukaran uang yang merugikan TKI, mahalnya tarif angkutan darat yang disediakan Kemenakertrans, tidak jelasnya waktu tunggu sejak membeli tiket hingga berangkat, praktik pemerasan, penipuan dan berbagai perlakuan buruk lainnya. (Antara)
Berita Terkait
-
KPK Kembangkan Hasil Inspeksi Bandara Soekarno-Hatta
-
KPK Sidak Bandara Soekarno-Hatta, Addie MS: Jahat Banget TKI Diperas
-
KPK Jelaskan Alasan Sidak Tengah Malam ke Bandara Soekarno-Hatta
-
KPK Sidak Bandara Soekarno-Hatta karena Banyak TKI Diperas!
-
KPK Sidak Terminal II Bandara Soekarno-Hatta, Anggota TNI dan Polri Diamankan
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
Terkini
-
Grebek Jaringan Online Scam, Otoritas Myanmar Tangkap 48 WNI
-
Prabowo dan Dasco Bertemu di Istana: Bahas Kesejahteraan Ojol hingga Reforma Agraria
-
Bobby Nasution Tak Kunjung Diperiksa Kasus Korupsi Jalan, ICW Curiga KPK Masuk Angin
-
Kontroversi 41 Dapur MBG Milik Anak Pejabat di Makassar, Begini Respons Pimpinan BGN
-
Buntut Putusan MK, Polri Tarik Irjen Argo Yuwono dari Kementerian UMKM, Ratusan Pati Lain Menyusul?
-
Halim Kalla Diperiksa 9 Jam Terkait Korupsi PLTU Mangkrak Rp1,35 Triliun
-
Cegah Lonjakan Harga Jelang Nataru, Prabowo Minta Ganti Menu MBG dengan Daging dan Telur Puyuh
-
Cegah Inflasi Akibat MBG, Pemerintah Rencanakan Pembangunan Peternakan dan Lahan Pertanian Baru
-
Remaja Perempuan Usia 15-24 Tahun Paling Rentan Jadi Korban Kekerasan Digital, Kenapa?
-
Vonis Tiga Mantan Bos, Hakim Nyatakan Kerugian Kasus Korupsi ASDP Rp1,25 Triliun