Suara.com - Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai NasDem Ferry Mursyidan Baldan menegaskan kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendatang akan diisi tokoh profesional yang dapat bekerja sama.
"Tokoh profesional itu tidak harus dari intelektual atau akademisi, tapi bisa juga dari partai politik," kata Ferry dalam sebuah diskusi di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Senin (1/9/2014).
Pembicara lainnya adalah Sekretaris Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (FPPP) MPR RI Zainut Tauhid dan pengamat politik dari Universitas Airlangga Surabaya Airlangga Pribadi.
Menurut Ferry, pengertian profesional adalah orang yang profesional di bidangnya, memiliki kinerja baik, serta mampu memimpin dan bekerja sama.
"Penempatan tokoh profesional itu tidak ada dikotomi antara tokoh dari partai dan nonpartai," katanya.
Ferry mengakui banyak usulan dari publik maupun relawan agar pemerintahan Jokowi disokong kabinet yang ramping dan profesional.
Semua usulan tersebut, kata dia, masih terus dikaji dengan menyerap masukan dari berbagai pihak.
Ferry mengatakan usulan perampingan kabinet memiliki konsekuensi yakni pengalihan birokrasi, mulai dari pejabat eselon satu hingga staf.
"Kami juga mempertimbangkan tidak merombak postur kabinet, tapi meningkatkan kinerja menteri untuk lebih efisien dan efektif," katanya.
Dia menambahkan, semua usulan dan kajian tersebut akan disampaikan kepada Jokowi pada pertengahan September mendatang.
"Karena keputusannya tetap pada presiden terpilih," katanya.
Menurut Ferry, siapa pun yang diangkat menjadi menteri harus mengubah mentalnya dan menyadari bahwa menteri itu membantu presiden dan siap bekerja keras serta bisa bekerja sama dengan menteri lainnya.
"Jadi, kabinet mendatang mau ramping atau tetap seperti saat ini tidak terlalu penting, tapi yang lebih penting adalah mental kerja para menteri," katanya.
Ferry menjelaskan banyak teknokrat dan akademisi yang cerdas tapi tidak mampu bekerja sama dan tidak berani menghadapi risiko jabatan.
Soal kekuatan parlemen, menurut Ferry, sebagai penyeimbang dari kinerja pemerintah yang saling melakukan kontrol atau check and balances. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Operasi Zebra 2025 di Sumut Dimulai Besok, Ini Daftar Pelanggaran yang Disasar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Mobil Keluarga Bekas Paling Dicari 2025, Murah dengan Performa Mumpuni
- 5 Mobil Sedan Bekas Pajak Murah dan Irit BBM untuk Mahasiswa
- 5 Rekomendasi Smartwatch Selain Apple yang Bisa QRIS MyBCA
Pilihan
-
Aksi Jatuh Bareng: Rupiah dan Mata Uang Asia Kompak Terkoreksi
-
4 HP RAM 12 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik untuk Gamer dan Multitasker Berat
-
Perusahaan BUMN dan Badan Negara Lakukan Pemborosan Anggaran Berjamaah, Totalnya Rp43 T
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
Terkini
-
Ratusan Ribu Penerima Bansos Main Judol, Kemensos Loloskan 7.200 Orang dengan Syarat Ketat
-
Tamsil Linrung Soroti Daerah Berperan Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
-
Menkum Sebut KUHAP Baru Mementingkan Perlindungan HAM, Mulai Berlaku 2026
-
Cuma Naik Rp2 Ribuan per Hari, Buruh Tolak Upah Minimum 2026 Ala Menaker, Usul Formula Baru
-
Eks Sekretaris MA Nurhadi Didakwa Lakukan TPPU Rp307,5 Miliar dan USD 50 Ribu
-
Kasatgas KPK Diadukan ke Dewas, Benarkah Bobby Nasution 'Dilindungi' di Kasus Korupsi Jalan Sumut?
-
Mardani Ali Sera Dicopot dari Kursi Ketua PKSAP DPR, Alasannya karena Ini
-
Melihat 'Kampung Zombie' Cililitan Diterjang Banjir, Warga Sudah Tak Asing: Kayak Air Lewat Saja
-
Jakarta Dikepung Banjir: 16 RT Terendam, Pela Mampang Paling Parah Hingga 80 cm
-
Program SMK Go Global Dinilai Bisa Tekan Pengangguran, P2MI: Target 500 Ribu Penempatan