Suara.com - Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) menyatakan, dua anggota Polda Kalimantan Barat yang ditangkap Polisi Diraja Malaysia (PDRM) di Kuching, Sarawak, pergi ke Malaysia tanpa seizin atasan. Keduanya ditangkap terkait dugaan kepemilikan narkoba.
"Yang jelas data sementara yang sudah diperoleh adalah dua anggota Polda Kalimantan Barat yang tertangkap di Kuching ketika sedang berada di sana itu sedang tidak dalam rangka tugas. Mereka berada di sana tidak melalui izin atasan. Mereka melakukan tindakan indisipliner," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Ronny F Sompie di Jakarta, Selasa (2/9/2014).
Menurut Ronny, dari keterangan sementara yang telah diterima, kedua anggota Polda Kalbar itu tertangkap di Kuching dalam keadaan tidak membawa barang bukti narkoba.
"Mereka itu ketika ditangkap tidak sedang membawa barang bukti narkoba. Namun demikian, penyidik dari PDRM sudah mempunyai bukti permulaan yang cukup untuk bisa melakukan penangkapan sesuai dengan aturan undang-undang yang berlaku di Malaysia," ujarnya.
Oleh karena itu, kata dia, pemeriksaan dan penyelidikan terkait kasus itu masih dilakukan oleh pihak Kepolisian Malaysia dalam waktu tujuh kali 24 jam.
"Selama tujuh kali 24 jam memang kasus itu masih menjadi kewenangan kepolisian di sana. Jadi, Kepolisian di Malaysia memiliki waktu tujuh hari untuk menentukan apakah kasus itu bisa ditindaklanjuti, dan mereka bisa ditetapkan sebagai tersangka atau tidak," jelasnya.
"Karena kasus narkoba ini termasuk extraordinary crime (kejahatan luar biasa) di Malaysia dan pengungkapannya di Kuala Lumpur, kasus tersebut sejak awal penanganannya dilakukan oleh PDRM yang di markas besarnya atau Head Quarter nya," lanjutnya.
Ronny juga menyampaikan, saat ini Wakapolda Kalbar dan Direktur Reserse Narkoba Polda Kalbar masih berada di Kuching, Malaysia dalam rangka melakukan koordinasi dan memberi pendampingan pada dua anggota Polri yang ditangkap oleh Polisi Diraja Malaysia itu.
"Koordinasi ini juga kami lakukan dengan KJRI (Konsulat Jenderal Republik Indonesia) di Kuching, dan kami dibantu oleh KBRI di Malaysia. Selain itu, kita juga mempunyai atase kepolisian yang bertugas di sana untuk membantu kegiatan-kegiatan WNI yang ada di sana," ungkapnya.
Ronny mengatakan koordinasi itu lah yang sementara ini bisa dilakukan sambil menunggu perkembangan dari hasil pemeriksaan dan penyelidikan oleh pihak PDRM terhadap dua anggota Polda Kalbar yang tertangkap.
Menurut dia, koordinasi yang dilakukan pihak Polri dengan pihak Kepolisian Malaysia, melalui tim dari Polda Kalbar yang dikirim ke sana, dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana keterlibatan dua anggota Polda Kalbar itu dalam kasus dugaan kepemilikan narkoba.
Sebelumnya, Polisi Diraja Malaysia (PDRM) menangkap dua anggota Polri yang diduga terlibat dalam perdagangan narkoba di Kuching, Malaysia.
Anggota Polri yang ditangkap adalah perwira menengah dengan pangkat AKBP yang pernah bertugas sebagai Kepala Sub Direktorat III Direktorat Reserse Narkoba bernama Idha Endri Prastiono serta anggota Kepolisian Sektor Entikong, Bripka MH Harahap. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 5 Bek Kanan Terbaik Premier League Saat Ini: Dominasi Pemain Arsenal
Pilihan
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
-
Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
-
Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
-
Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Sri Mulyani: Sebut Eks Menkeu 'Terlalu Protektif' ke Pegawai Bermasalah
Terkini
-
KPK Terbitkan Sprindik Baru dalam Kasus Korupsi Minyak Mentah dan Produk Kilang Pertamina-Petral
-
KPK OTT Gubernur Riau Abdul Wahid, Jadi Operasi Tangkap Tangan Keenam di 2025
-
BREAKING NEWS! KPK OTT Gubernur Riau Abdul Wahid
-
Prabowo Pastikan Negara Hadir, APBN Siap Bantu Bayar Utang Whoosh?
-
Tito Karnavian: Rp210 T untuk Hidupkan Ekonomi Desa Lewat Kopdeskel Merah Putih
-
Geger Mahasiswa di Sibolga Tewas Dikeroyok Saat Mau Numpang Tidur di Masjid, Begini Kronologinya
-
Sosok Erni Yuniati: Dosen Muda di Jambi Tewas Mengenaskan, Pelakunya Oknum Polisi Muda Baru Lulus
-
3.000 Pelari Padati wondr Surabaya ITS Run 2025, BNI Dorong Ekonomi Lokal dan Budaya Hidup Sehat
-
Tegaskan IKN Tak Akan Jadi Kota Hantu, Menkeu: Jangan Denger Prediksi Orang Luar, Sering Salah Kok
-
Setara Institute Sebut Upaya Jadikan Soeharto Pahlawan Nasional Sengaja Dilakukan Pemerintah