Suara.com - Kabut asap yang kian pekat di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, membuat motoris ekstra hati-hati. Selama dua hari terakhir, para motoris rela mengurangi laju perahu mereka demi menghindari kecelakaan di sungai.
"Kalau pagi asapnya sangat parah, jadi harus mengurangi kecepatan karena rawan terjadi tabrakan akibat terbatasnya jarak pandang. Sudah dua hari ini yang cukup parah," Ihat, warga Desa Kamapit, Sabtu (6/9/2014).
Asap sangat pekat biasanya muncul sejak subuh hingga sekitar pukul 07:00 WIB. Akibatnya, jarak pandang sangat terbatas. Setelah itu asap mulai berkurang oleh tiupan angin pada siang hari.
Saat asap cukup pekat, jarak pandang di Sungai Mentaya berkisar 100 hingga 200 meter. Jika motoris kelotok atau kapal melaju dengan kecepatan tinggi, maka akan sulit menghindari tabrakan dengan kelotok atau kapal lain.
"Melihat ke seberang sungai saja sudah tidak tembus karena tertutup asap. Saya biasanya kalau mau milir (berangkat) ke Sampit itu saat subuh supaya tidak kepanasan, tapi sekarang terpaksa menunggu pagi saat asap mulai berkurang," ucap Ihat.
Tidak hanya kapal atau perahu kecil, nakhoda kapal barang dan penumpang pun mulai mewaspadai pekatnya kabut asap di Sampit. Ketika masuk ke Sungai Mentaya, terlebih saat hendak merapat atau bertolak dari Pelabuhan Sampit, mereka makin sering membunyikan klakson kapal untuk memberi tanda kepada kapal atau kelotok bahwa mereka akan melintas.
"Jadi kalau mendengar bunyi tanda dari kapal, mereka kan jadi tahu dan langsung menepi. Ini untuk antisipasi saja dari nakhoda mengingat jarak pandang pada pagi hari mulai terbatas," kata Fajar, salah seorang anak buah kapal saat di Pelabuhan Sampit.
Lalu lintas di Sungai Mentaya, khususnya di sekitar Pelabuhan Sampit memang cukup ramai. Selain kapal penumpang dan barang, aktivitas hilir mudik masyarakat yang menggunakan transportasi sungai setiap harinya juga sangat ramai mengingat masih banyak permukiman yang tidak bisa dijangkau dengan jalur darat sehingga hanya mengandalkan jalur sungai.
Kini masyarakat lebih berhati-hati berlalu lintas di sungai setelah kabut asap cukup pekat mulai terjadi sejak dua hari terakhir. Terbatasnya jarak pandang sangat rawan menimbulkan kecelakaan di sungai. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Dolar Diramal Tembus Rp20.000, Ekonom Blak-blakan Kritik Kebijakan 'Bakar Uang' Menkeu
-
'Spill' Sikap NasDem: Swasembada Pangan Harga Mati, Siap Kawal dari Parlemen
-
Rocky Gerung 'Spill' Agenda Tersembunyi di Balik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir
-
Kriminalisasi Masyarakat Adat Penentang Tambang Ilegal PT Position, Jatam Ajukan Amicus Curiae
-
Drama PPP Belum Usai: Jateng Tolak SK Mardiono, 'Spill' Fakta Sebenarnya di Muktamar X
-
Horor MBG Terulang Lagi! Dinas KPKP Bongkar 'Dosa' Dapur Umum: SOP Diabaikan!
-
Jalani Kebijakan 'Koplaknomics', Ekonom Prediksi Indonesia Hadapi Ancaman Resesi dan Gejolak Sosial
-
Mensos Gus Ipul Bebas Tugaskan Staf Ahli yang Jadi Tersangka Korupsi Bansos di KPK
-
Detik-detik Bus DAMRI Ludes Terbakar di Tol Cikampek, Semua Penumpang Selamat
-
Titik Didih Krisis Puncak! Penutupan Belasan Tempat Wisata KLH Picu PHK Massal, Mulyadi Geram