Suara.com - Koalisi partai pendukung Presiden dan Wakil Presiden terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla disarankan tidak takut dengan manuver-manuver yang ditunjukkan partai anggota Koalisi Merah Putih DPR RI saat ini.
Misalnya, mayoritas anggota Koalisi Merah Putih ingin menggolkan perubahan mekanisme pemilihan kepala daerah, dari dipilih langsung rakyat, menjadi dipilih oleh DPRD.
"Tidak usah terlalu takut. Koalisi itu tidak pernah solid. Nanti ketika anggota berselisih akan pecah juga," kata anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Achmad Mubarok kepada suara.com, Senin (8/9/2014).
Mubarok menyontohkan kasus yang pernah dialami Partai Demokrat ketika masih memimpin koalisi pendukung pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Semula koalisi sangat solid, tapi ketika Presiden SBY akan memutuskan kebijakan menaikkan harga BBM bersubsidi, Partai Golkar dan PKS tidak mau kompak mendukung program pemerintah.
"Padahal mereka kan partai pendukung pemerintah," kata Mubarok.
Guru Besar Pertama dalam Bidang Psikologi Islam di UIN Jakarta di tahun 2005 itu yakin Koalisi Merah Putih suatu hari nanti tidak akan kompak seperti sekarang.
"Nanti di pilkada juga begitu, misalnya masing-masing punya kandidat, lalu tidak kompak," kata Mubarok.
Partai Demokrat, kata Mubarok, sesungguhnya menginginkan agar kepala daerah tetap dipilih secara langsung oleh rakyat, dengan catatan pengawasan terhadap pemilihan dilakukan secara ketat agar tidak terjadi money politic.
“Hati kecil sih sesungguhnya tetap ingin pilihan langsung. Tetapi, pengawasan mesti diperketat agar money politic tidak banyak. Kalau sekarang ini kan tidak jelas siapa yang bermain,” kata Mubarok.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Eks Wakapolri Cium Aroma Kriminalisasi Roy Suryo Cs di Kasus Ijazah Jokowi: Tak Cukup Dilihat
-
Nasib 2 Anak Pengedar Narkoba di Jakbar: Ditangkap Polisi, 'Dilepas' Gara-gara Jaksa Libur
-
Mendiktisaintek: Riset Kampus Harus Bermanfaat Bagi Masyarakat, Tak Boleh Berhenti di Laboratorium
-
Dengarkan Keluhan Warga Soal Air Bersih di Wilayah Longsor, Bobby Nasution Akan Bangunkan Sumur Bor
-
Di Balik OTT Bupati Bekasi: Terkuak Peran Sentral Sang Ayah, HM Kunang Palak Proyek Atas Nama Anak
-
Warga Bener Meriah di Aceh Alami Trauma Hujan Pascabanjir Bandang
-
Mutasi Polri: Jenderal Polwan Jadi Wakapolda, 34 Srikandi Lain Pimpin Direktorat dan Polres
-
Tinjau Lokasi Bencana Aceh, Ketum PBNU Gus Yahya Puji Kinerja Pemerintah
-
Risma Apresiasi Sopir Ambulans dan Relawan Bencana: Bekerja Tanpa Libur, Tanpa Pamrih
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat