Suara.com - Masih ingat soal hasil uji DNA yang diklaim berhasil mengungkap identitas sebenarnya dari aktor legenda pembunuh berantai Jack the Ripper pada 1988?
Hasil uji DNA yang ditulis dalam buku menyebut pelakunya bernama Aaron Kosminski, imigran berdarah Yahudi yang berprofesi sebagai polisi.
Identitasnya terungkap dari hasil tes DNA yang diambil dari syal salah seorang dari lima korbannya Catherine Eddowes. Kini ternyata mulai muncul keraguan atas hasil uji DNA itu.
Salah seorang bekas investigator kepolisian Bedfordshire, Inggris, Trevor Marriot (60) menyebut temuan itu tidak meyakinkan. Trevor juga mengatakan kalau materi yang diambil dari barang bukti tidak diperiksa lewat serangkaian uji secara detil.
“Asal muasal Syal juga dipertanyakan meyusul hasil tes DNA yang bukan utama melainkan pelengkap. Itu artinya profilnya bisa saja cocok dengan 400 ribu orang pada 1888,” kata Trevor yang menghabiskan lebih dari sepulh tahun mencari fakta pembunuhan Jack the Ripper.
“Dasar analisi mengkonfirmasi kalau materi (yang diuji) berasal dari awal 1900an, atau sekitar 12 tahun setelah pembunuhan Catherine Eddowes,” tambah Trevor lagi.
Dia bahkan merujuk kalau barang yang dimaksud syal itu sudah dipegang oleh banyak orang selama puluhan tahun dan telah terkontaminasi.
“Masih banyak pertanyaan harus dijawab atas materi (uji DNA) itu,” seru Trevor.
Menurut pengarang buku Edward Russel yang memasukkan hasil uji DNA Jack the Ripper, dia mendapatkan syal itu pada 2007. Seorang polisi sempat mengambil syal dari lokasi pembunuhan dan disimpan oleh keluarganya.
Belakangan, pakar DNA Jari Louhelainen melakukan tes DNA dan menemukan ada kecocokan dengan salah seorang tersangka pembunuhan berseri yang dikenal dengan “Pembunuhan Whitechapel.”
Selain Trevor, ada juga Mike Covell seorang penulis sejumlah buku tentang misteri pembunuhan Jack, yang meragukannya hasil tes DNA.
“Cerita tentang noda darah di syal dapat dikatakan sumir. Meskipun Kosminski menjadi tersangka, para ahli yang mempelajari kasus ini telah mengesampingkan kemungkinan dia sebagai pembunuhnya,” terang Mike.
Sejak kasus pembunuhan berantai itu terkuak, sekitar 100 orang pernah dicurigai sebagai tersangka.
Jack hobi menggorok para korbannya sebelum mereka dimutilasi.
Tenggorokan mereka dipotong sebelum mutilasi secara brutal terhadap tubuh mereka.
Terpopuler
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Rekomendasi Bedak Two Way Cake untuk Kondangan, Tahan Lama Seharian
- 5 Rangkaian Skincare Murah untuk Ibu Rumah Tangga Atasi Flek Hitam, Mulai Rp8 Ribuan
- 5 Rekomendasi Sepatu Lari Selain Asics Nimbus untuk Daily Trainer yang Empuk
- 5 Powder Foundation Paling Bagus untuk Pekerja, Tak Perlu Bolak-balik Touch Up
Pilihan
-
10 City Car Bekas untuk Mengatasi Selap-Selip di Kemacetan bagi Pengguna Berbudget Rp70 Juta
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
Terkini
-
Wamen KP hingga Menteri Ngaku Terbantu dengan Polisi Aktif di Kementerian: Pengawasan Jadi Ketat
-
Soal Larangan Rangkap Jabatan, Publik Minta Aturan Serupa Berlaku untuk TNI hingga KPK
-
FPI Gelar Reuni 212 di Monas, Habib Rizieq Shihab Dijadwalkan Hadir
-
Studi INDEF: Netizen Dukung Putusan MK soal Larangan Rangkap Jabatan, Sinyal Publik Sudah Jenuh?
-
FPI Siap Gelar Reuni 212, Sebut Bakal Undang Presiden Prabowo hingga Anies Baswedan
-
Sekjen PDIP Hasto Lari Pagi di Pekanbaru, Tekankan Pentingnya Kesehatan dan Semangati Anak Muda
-
Menag Klaim Kesejahteraan Guru Melesat, Peserta PPG Naik 700 Persen di 2025
-
Menteri PPPA: Cegah Bullying Bukan Tugas Sekolah Saja, Keluarga Harus Turut Bergerak
-
Menteri Dikdasmen Targetkan Permen Antibullying Rampung Akhir 2025, Berlaku di Sekolah Mulai 2026
-
Polisi Tangkap Dua Pengedar Sabu di Bekasi, Simpan Paket 1 Kg dalam Bungkus Teh