Suara.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), mencatat kerugian ekonomi dampak kebakaran hutan di Riau pada Februari hingga April 2014 mencapai Rp20 triliun.
"Seluas 2.398 hektar hutan cagar biofer dan 21.914 lahan pertanian dan perkebunan di Riau terbakar," kata Kepala Pusat Data dan Informasi Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Jumat, (19/9/2014).
Dampak kebakaran hutan di Riau, kata dia, juga merugikan lingkungan hidup, politik, kesehatan dan lainnya.
"Asap hasil kebakaran hutan yang cukup parah itu, mengakibatkan 58 ribu warga Riau terserang Ispa dan sekolah-sekolah diliburkan," ujarnya.
Menurut dia, 99 persen kebakaran di Riau karena aktivitas masyarakat dan perusahaan perkebunan membuka lahan perkebunan baru skala besar.
"Mereka dengan sengaja membakar lahan untuk menghemat biaya pengelolaan dan pembukaan lahan perkebunan sawit baru yang menimbulkan kerugian berbagai sektor di masyarakat," ujarnya.
Ia mengatakan, selama musim kemarau ini, cuaca semakin kering dan potensi kebakaran hutan semakin tinggi.
"Adanya pembakaran hutan ini menyebabkan api tidak terkendali dan puncak kemarau kering ini hingga Oktober 2014," ujarnya.
Untuk itu, kata dia, pihaknya terus berupaya untuk mencegah kebakaran hutan selama musim kemarau ini dengan meningkatkan sosialisasi, melakukan pemadaman api di titik-titik hotspot di berbagai wilayah di Indonesia seperti Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan wilayah lainnya.
"Kami berharap penegak hukum Polri, PPNS Kementerian Kehutanan, Lingkungan Hidup dan Pertanian menindak tegas pelaku pembakaran hutan ini, agar mereka jera sehingga kedepannya kebakaran hutan dapat ditekan," ujarnya. (Antara)
Berita Terkait
-
Dampak Banjir dan Longsor Sumut Kian Parah, 360 Orang Meninggal dan Puluhan Ribu Mengungsi
-
Kepala BNPB: Butuh Rp 51,82 Triliun Biaya Pemulihan Pascabencana di Sumatra
-
Update Bencana Sumatera 11 Desember: 971 Orang Meninggal, 255 Hilang
-
Suasana Pasca Banjir Bandang di Sumatera
-
Gubernur Aceh Terima Bantuan Asing Pasca Bencana: Ada yang Menolong kok Dipersulit
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka