Suara.com - Setelah pada Kamis malam (25/9/2014) Dewan Perwakilan Rakyat mengesahkan Rancangan Undang-undang pemilihan kepada daerah menjadi undang-undang yang mengatur bahwa gubernur, bupati, dan walikota dipilih oleh DPRD media sosial Twitter pun menanggapi putusan itu dengan riuh.
Hingga Jumat pagi (26/9/2014), tujuh dari 10 daftar trending topic Twitter di Indonesia adalah tentang UU Pilkada. Beberapa di antaranya bernada negatif seperti #RIPDemokrasi, Orde Baru, dan Orba.
Beberapa pengguna Twitter juga memberikan komentar negatif terhadap keputusan DPR yang diambil dengan hasil voting tersebut.
Adapun dalam voting itu, Partai Demokrat memilih walk out padahal dalam beberapa kesempatan partai yang diketuai Susilo Bambang Yudhoyono itu menyatakan mendukung pemilihan kepada daerah oleh rakyat secara langsung.
Bahkan SBY pernah menyampaikan dukungannya kepada pemilihan langsung via sebuah video yang masih tersimpan di YouTube.
"Ceritakan pada anak2mu. Duluuu banget Mama pernah pilih Gubernur langsung. Tapi partainya @SBYudhoyono bikin semua terkebiri. Ingat ya!" tulis pengguna Twitter Ligwina Hananto (@mrshananto).
"Soekarno dikenal sebagai Penyambung Lidah Rakyat, seperti @SBYudhoyono akan dikenal sebagai pemotong lidah rakyat," bunyi kicauan @negativisme di Twitter.
"Kado buruk @SBYudhoyono untuk demokrasi Indonesia di akhir jabatannya #RUUPilkada #RIPDemokrasi," catat Imam Zendrato (@imanikhtiar).
Tetapi tidak sedikit juga yang menyambut pengesahan undang-undang itu dengan sukacita di media sosial.
"Alhamdulillah, thanks to Allah," tulis Daeng Te'ne dengan nama akun @zahratussofa_ menanggapi kabar pengesahan UU Pilkada di sebuah situs berita.
"Alhamdulillah berkurang sudah sampah visual di jalan2 kota dan rakyat lebih fokus bekerja #RUUPilkada," tulis @Echal_06.
Adapun dalam voting pengesahan RUU Pilkada, hanya fraksi PDIP, Hanura, PKB, dan segelintir anggota DPR dari Demokrat serta Gokar yang memilih pemilihan kepala daerah secara langsung. Sementara Gerindra, PKS, PPP, dan PAN mendukung pemilihan oleh DPRD, sama seperti di saat rezim Soeharto berkuasa di era Orde Baru.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Buka Peluang Periksa Menhut Raja Juli dan Eks Menteri LHK Siti Nurbaya, KPK Ungkap Alasannya!
-
Usai Periksa Dirjen PHU Kemenag, KPK Akui Kejar Juru Simpan Hasil Korupsi Kuota Haji
-
Nyesek! Disita KPK dari Ustaz Khalid Basalamah Terkait Korupsi Haji, Uang Jemaah Tak Bisa Kembali?
-
KPK Ungkap Kasus Kredit Fiktif BPR Jepara Artha Rugikan Negara Hingga Rp 254 Miliar
-
Reno dan Farhan Masih Hilang, KemHAM: Jangan Buru-buru Disebut Korban Penghilangan Paksa!
-
Mardiono Didukung Jadi Caketum PPP Jelang Muktamar X, Amir Uskara Komandoi Tim Relawan Pemenangan
-
Terkuak! Alasan Ustaz Khalid Basalamah Cicil Duit Korupsi Haji ke KPK
-
Periksa Dirjen PHU Hampir 12 Jam, KPK Curiga Ada Aliran Uang Panas dari Kasus Korupsi Kuota Haji
-
Mardiono Tanggapi Munculnya Calon Ketum Eksternal: PPP Punya Mekanisme dan Konstitusi Baku
-
Solidaritas Komunitas Kripto, Salurkan Bantuan Logistik untuk Korban Banjir di Bali