Suara.com - Usai menghapus pemilihan langsung kepala daerah oleh rakyat, anggota partai politik yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih memunculkan lagi ide untuk mengembalikan pemilihan presiden ke Majelis Permusyawaratan Rakyat.
Menanggapi ide tersebut, Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera Nasir Jamil mengatakan bahwa itu baru sebatas wacana dari anggota DPR RI. "Sebenarnya itu bukanlah keputusan, bukanlah rekomendasi. Itu baru wacana dari perorangan dan tidak mewakili organisasi, lembaga, atau apapun," kata Nasir kepada suara.com, Selasa (30/9/2014).
Nasir mengatakan mengubah sistem pemilihan presiden secara langsung oleh rakyat menjadi lewat MPR tidak mudah karena konsekwensinya harus mengamandemen UUD 1945 terlebih dahulu.
"Menurut saya, itu wacana yang perlu dipertimbangkan bersama-sama," kata Nasir.
Menanggapi kekhawatiran sejumlah pihak bahwa wacana itu bisa menjadi hal yang serius, Nasir mengatakan tidak masalah bila memang disepakati oleh semua komponen bangsa.
"Tinggal memang ya syaratnya UUD 1945 harus diamandemen. Kalau kemudian UUD bisa diubah melalui semua persyaratannya, tentu tidak masalah," kata Nasir.
Tapi, menurut Nasir, jalan untuk mengembalikan pemilu presiden ke MPR masih sangat panjang.
"Saya pikir, jalan panjang. Jadi ya, ini wacana yang meskipun dikawatirkan bisa menggelinding jadi sesuatu yang positif (serius), menurut saya tidak masalah. Dengan catatan harus melalui amandemen UUD 1945," kata Nasir.
Nasir kurang sependapat dengan alasan pemilihan presiden dikembalikan ke MPR karena alasan pilpres langsung telah membuat masyarakat terpecah belah. Menurut dia, kalau pilpres langsung membuat masyarakat terpecah, Indonesia sudah pecah.
"Kalau pecah belah, bisa bubar. Kan sebenarnya Indonesia masih eksis," kata dia.
Nasir menekankan bahwa wacana seperti ini harus ditanggapi dengan penuh pertimbangan. "Jangan tergesa diaminkan, diiyakan, tapi dikunyah dulu, diolah dulu," kata dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Diduga Lakukan Pemerasan hingga Ratusan Juta, Kajari dan Kasi Intel Kejaksaan Negeri HSU Ditahan KPK
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra