Suara.com - Di saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memperjuangkan pengembalian sistem pilkada langsung, lewat penerbitan Perppu, anggota koalisi PDI Perjuangan bukannya mendukung, tapi malah menunjukkan sikap pesimistis bahwa upaya tersebut bakal ditolak DPR.
Hal itu dikemukakan anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Achmad Mubarok kepada suara.com, Jumat (3/10/2014).
"Niat Pak SBY itu baik. Tapi, mereka sendiri tidak mampu memperjuangkan. Mestinya itu didukung all out (mati-matian). Eh, orangnya Jokowi sendiri sudah pesimistis, 'yah ntar kalah lagi,'" kata Mubarok.
Mubarok menegaskan yang dilakukan Presiden SBY dengan cara menerbitkan Perppu adalah semata-mata untuk menempuh prosedur.
"Filosofi Pak SBY, kan selalu ada pilihan. Jadi kalau orang bilang mustahil, Pak SBY bilang bisa kalau pandai-pandai memperjuangkan," kata Mubarok.
Mengenai alasan anggota koalisi pendukung Jokowi meragukan niat SBY lantaran dulu SBY menyetujui pemerintah ketika mengajukan revisi UU? Mubarok mengatakan itu karena proses politik pada waktu itu yang selalu berubah-ubah.
Mubarok rencana untuk mengubah sistem pilkada itu muncul sejak 2012. Waktu itu, kata Mubarok, ada konsep gubernur dipilih langsung oleh rakyat, tetapi bupati dan wali kota dipilih DPRD.
"Terus dibalik, gubernur dipilih DPR dan bupati/wali kota dipilih langsung. Jadi konsep itu berubah-ubah karena banyak masukan dari berbagai lapisan masyarakat," kata Mubarok.
Lalu, kata Mubarok, SBY berpegang pada masukan dari PBNU dan Muhammadiyah yang berpandangan bahwa pilkada langsung lebih banyak mudharot-nya.
"Tapi berbagai dinamika juga diperhatikan. Pak SBY selalu tampung aspirasi,
tapi semua prosedurnya tetap konstitusional. Hasilnya seperti apa, itu soal lain," kata Mubarok.
Bagi SBY, kata Mubarok, diragukan atau dikritik, itu dianggap hal yang lazim. Menurut Mubarok, yang ditunjukkan SBY adalah gaya politik intelektual. "Bagi yang paham, itu hebat. Tapi kalau yang gak paham, bingung," katanya.
Menurut Mubarok, dalam berpolitik, SBY seperti bermain catur. "Yang ngerti (langkah) akan bilang itu betul. Tapi bagi yang tidak tahu, apa sih ini, apa sih itu, pencitraan terus. Itu karena tidak paham.
Lalu, Mubarok membandingkan gaya kepemimpinan di PDI Perjuangan yang kaku. "Sebabnya satu, Bu Mega. Coba Bu Mega pada Agustus 2014 lalu mau datang ke Istana. Pasti cair politiknya," katanya. "PDI Perjuangan belum pintar main catur. Mungkin komandannya terlalu banyak. Apa Bu mega, Apa Jokowi, Apa JK."
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Gibran Wakili Prabowo di Forum KTT G20, DPR: Jangan Cuma Hadir, Tapi Ikut Dialog
-
Mahfud MD Sebut Prabowo Marah di Rapat, Bilang Bintang Jenderal Tak Berguna Jika Tidak Bantu Rakyat
-
RUU PPRT 21 Tahun Mandek, Aktivis Sindir DPR: UU Lain Kilat, Nasib PRT Dianaktirikan
-
KSPI Desak RUU PPRT Disahkan: Pekerja yang Menopang Ekonomi Justru Paling Diabaikan
-
Cegat Truk di Tol Cikampek, Polda Metro Bongkar Penyelundupan Pakaian Bekas Impor Rp 4,2 Miliar
-
Detik-detik Mencekam Pesawat Oleng Lalu Jatuh di Karawang, Begini Kondisi Seluruh Awaknya
-
Inovasi Layanan PT Infomedia Nusantara Raih Penghargaan dari Frost & Sullivan
-
PAD Naik Drastis, Gubernur Pramono Pamer Surplus APBD DKI Tembus Rp14 Triliun
-
Pramono Sebut Pengangguran Jakarta Turun 6 Persen, Beberkan Sektor Penyelamat Ibu Kota
-
Selidiki Kasus BPKH, KPK Ungkap Fasilitas Jemaah Haji Tak Sesuai dengan Biayanya