Suara.com - Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait menegaskan sejumlah hal penting menyangkut kenapa kasus anak-anak melakukan kekerasan berulang terus. Hal ini terkait dengan beredarnya video berisi penyiksaan yang dilakukan sejumlah siswa SD terhadap seorang siswi.
"Pertama, pemerintah tidak jujur mengatakan, generasi penerus itu anak anak," kata Arist kepada suara.com, Minggu (12/10/2014). Ia menambahkan, "Kenapa kekerasan anak masih terus terjadi, itu karena pemerintah tidak pernah tempatkan anak ke hal prioritas."
Arist menyontohkan pemerintah periode 2014-2019 yang menurutnya hanya menomorsatukaan bagi-bagi kekuasaan. Pemerintah baru di bawa pimpinan Joko Widodo-Jusuf Kalla dinilai tidak menempatkan anak sebagai hal yang penting atau tidak menggunakan sistem pembangunan berbasis anak.
"Kalau bicara (koalisi) Indonesia Hebat, kalau bicara Merah Putih, tetapi mengabaikan generasi penerus, ke dalam cita-cita mereka. Terus bagaimana? Itu omong kosong, politik saja itu," kata Arist.
Contoh lain pemerintah baru ini mengabaikan pembangunan berbasis anak adalah ketika diminta menghadirkan kementerian negara untuk perlindungan anak. "Tapi tidak pernah direspons," kata Arist.
Arist menegaskan permintaan tersebut semata-mata untuk kepentingan anak sebagai generasi penerus bangsa, bukan untuk politis.
"Sebab, kalau kementerian itu dibentuk untuk tujuan politik, tentu kita tolak. Tapi kalau untuk perlindungan anak, kita dukung," katanya.
Penyebab yang kedua, kata Arist, karena faktor orang dewasa, baik itu orang tua, guru, anggota legislatif, kemudian ormas maupun partai politik. "Kita sebagai orang dewasa juga pertontonkan kekerasan kepada anak," kata Arist.
Arist menyontohkan peristiwa pemilihan pimpinan DPR/MPR yang diwarnai dengan teriakan-teriakan, gontok-gontokan, dan kata-kata kasar anggota dewan.
"Coba lihat di pemilihan DPR.MPR, itu tidak punya etika, mereka tidak membayangkan anak-anak menonton itu.Kalau ada anak melakukan kekerasan itu karena nonton orang dewasa," ungkapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott, Belum Kering Tangis Timnas Indonesia
- Pondok Pesantren Lirboyo Disorot Usai Kasus Trans 7, Ini Deretan Tokoh Jebolannya
- Pengamat Pendidikan Sebut Keputusan Gubernur Banten Nonaktifkan Kepsek SMAN 1 Cimarga 'Blunder'
- Biodata dan Pendidikan Gubernur Banten: Nonaktifkan Kepsek SMA 1 Cimarga usai Pukul Siswa Perokok
- 6 Shio Paling Beruntung Kamis 16 Oktober 2025, Kamu Termasuk?
Pilihan
-
Patrick Kluivert Bongkar Cerita Makan Malam Terakhir Bersama Sebelum Dipecat
-
Dear PSSI! Ini 3 Pelatih Keturunan Indonesia yang Bisa Gantikan Patrick Kluivert
-
Proyek Sampah jadi Energi RI jadi Rebutan Global, Rosan: 107 Investor Sudah Daftar
-
Asus Hadirkan Revolusi Gaming Genggam Lewat ROG Xbox Ally, Sudah Bisa Dibeli Sekarang!
-
IHSG Rebound Fantastis di Sesi Pertama 16 Oktober 2025, Tembus Level 8.125
Terkini
-
Efek Ammar Zoni: DPR Siap-siap Bentuk Panja Khusus Bongkar Borok Lapas
-
Presiden Prabowo Bolehkan WNA Pimpin BUMN, KPK: Wajib Setor LHKPN!
-
Pramono Anung Bakal 'Sulap' Sumber Waras Jadi RS Kelas A yang Ikonik Setelah 10 Tahun Mangkrak
-
Kontak Senjata di Intan Jaya Pecah! 14 OPM Tewas Ditembak TNI dalam Operasi Pembebasan Sandera
-
MUI Resmikan Fatwa Syariah Penyaluran Zakat dan Infak melalui Skema Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
-
Jakarta Dilanda Panas Ekstrem, Ini Instruksi Pramono kepada Jajarannya
-
Mahfud MD 'Spill' Dugaan Korupsi Kereta Cepat Whoosh, Budi Prasetyo: Silakan Laporkan ke KPK
-
Kupang Diguncang Kasus Prostitusi Online Anak, Menteri PPPA Ungkap Fakta Mengejutkan
-
Ahli Gizi Soroti Makan Bergizi Gratis: SPPG Polri Bisa Jadi Role Model Nasional
-
Trauma Kasus Lama? Gubernur Pramono Minta KPK Kawal Proyek Pembangunan RS Sumber Waras