Suara.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengharapkan Joko Widodo (Jokowi) yang menggantikannya mulai 20 Oktober 2014 dapat melanjutkan upaya penyelesaian sengketa perbatasan dengan Malaysia.
Ada beberapa sengketa perbatasan dengan Malaysia yang tersisa dan diharapkan terus diupayakan penyelesaiannya oleh presiden mendatang, kata Presiden Yudhoyono saat menerima Tim Teknis Penetapan Batas Maritim RI di Istana Negara, Senin (13/10/2014).
"Melalui forum ini saya menyerukan kepada Malaysia marilah kita dengan serius dan semangat yang tinggi untuk menyelesaikan sengketa perbatasan yang masih tersisa. Karena saya lihat dengan Malaysia kurang nyata realisasinya dibandingkan dengan negara bangsa lain," katanya.
Masih ada empat titik perbatasan yang menjadi sengketa Indonesia dengan Malaysia yang meliputi Selat Malaka, Malaka Selatan, Laut Tiongkok Selatan dan Laut Sulawesi.
Presiden Yudhoyono akan menyelesaikan masa tugasnya pada 20 Oktober 2014 mendatang. Jokowi akan menggantikannya dan menjabat untuk periode 2014-2019.
Di hadapan Tim Teknis dan para diplomat dan negosiator penyelesaian sengketa perbatasan maritim, Presiden Yudhoyono mengucapkan terima kasih atas keberhasilan sejumlah kesepakatan perjanjian yang bersejarah.
Setidaknya, dua perjanjian perbatasan laut telah ditandatangani sepanjang 2014 sebelum Presiden Yudhoyono lengser.
Pertama Pada Mei 2014, Indonesia dan Filipina telah menandatangani perjanjian delimitasi Zona Ekonomi Eklusif dengan Filipinan yang menjadi sengketa selama 20 tahun. Indonesia-Filipinan memiliki perbatasan di Laut Sulawesi dan Samudera Pasifik.
Sedangkan pada September 2014, Indonesia-Singapura juga menandatangani perjanjain penetapan garis batas laut di bagian Timur Selat Singapura yang mencakup area perairan Batam (Indonesia) dan Changi (Singapura).
"Status quo 'is not an option' (bukan pilihan). Terima kasih Anda semua menjadi 'part of solution' (bagian dari solusi) dan menjadi 'trouble shooter' (pencari solusi) bukan 'trouble maker' (pembuat masalah) karena banyak yang menjadi 'trouble maker' di negara ini," kata Presiden Yudhoyono. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 5 HP Murah RAM 8 GB Memori 256 GB untuk Mahasiswa, Cuma Rp1 Jutaan
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Sunscreen Terbaik Mengandung Kolagen untuk Usia 50 Tahun ke Atas
- 8 Lipstik yang Bikin Wajah Cerah untuk Ibu Rumah Tangga Produktif
Pilihan
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
Terkini
-
KPK Tancap Gas Sidik Korupsi Bansos, Meski Rudi Tanoe Terus Ajukan Praperadilan
-
Malam Penganugerahan Pegadaian Media Awards 2025 Sukses Digelar, Ini Daftar Para Jawaranya
-
Sekjen PBNU Minta Pengurus Tenang di Tengah Isu Pelengseran Gus Yahya dari Kursi Ketua Umum
-
Kader Muda PDIP Ditantang Teladani Pahlawan: Berjuang Tanpa Tanya Jabatan
-
Kementerian PU Tingkatkan Kapasitas Petugas Pelayanan Publik
-
Bukan Cuma Guru Ngaji, Ketua Kelompok Pengajian di Jember Kini Dapat Uang Insentif
-
Siswa Mengadu soal Perundungan di Sekolah, Wagub Rano Karno Janji Usut Tuntas
-
Mendagri Harap Karang Taruna Jadi Motor Penggerak Perubahan Desa
-
Tak Terima Jadi Tersangka, Kakak Hary Tanoe Kembali Ajukan Praperadilan Lawan KPK
-
Hadiri Acara 50 Tahun Kemerdekaan Republik Angola, Mendagri: Kehormatan Besar bagi Rakyat Indonesia