Suara.com - Politisi Partai Golkar Poempida Hidayatulloh akan mencabut gugatan pemecatan dirinya dari partai berlambang pohon beringin itu di Mahkamah Partai dengan alasan karena tidak ingin memutuskan tali silaturahim.
"Menyimak persahabatan antara Pak Fahmi Idris dan Bang Ical, saat Bang Ical menjenguk Pak Fahmi di RS Mount Elizabeth Singapura (21/10), membuat saya terharu dan semakin sadar akan arti persahabatan," kata Poempida, dalam keterangannya, di Jakarta, Rabu (22/10/2014).
Menurut dia, politik adalah kepentingan yang tidak boleh kemudian memutuskan tali silaturahim. Dan hal itu telah ditunjukkan oleh kedua seniornya tersebut.
"Politik bagi saya adalah ajang melawan sesuatu yang batil dan membela yang benar. Kebenaran dalam hal ini adalah silaturahim," ujar dia.
Oleh karena itu dalam menempuh proses untuk menuju kedewasaan dalam berpolitik, Poempida menyatakan akan mencabut segala tuntutan hukum yang berkaitan dengan kasus pemecatan dirinya dari Partai Golkar.
"Karena saya tidak ingin menjadikan politik ini sebagai suatu proses balas dendam pribadi," tegasnya.
Poempida mengatakan, biarlah proses pemecatan dan nasib dirinya di Golkar akan dapat ditentukan oleh keputusan di dalam Musyawarah Nasional (Munas) Golkar mendatang.
"Insya Allah kita semua akan diberkati oleh Allah Yang Maha Kuasa," tutupnya.
Politisi Partai Golkar Poempida Hidayatulloh bersama kedua rekannya yang semuanya tergolong politisi muda, yakni Agus Gumiwang Kartasasmita dan Nusron Wahid dipecat dari partainya pada saat situasi Pemilihan Presiden 2014 yang lalu.
Ketiga politisi itu dipecat lantaran terang-terangan membela pasangan Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla sebagai capres-cawapres pada Pilpres lalu, sementara Golkar kala itu berada di barisan Koalisi Merah Putih yang mengusung pasangan Prabowo Subianto dengan Hatta Rajasa. (Antara)
Berita Terkait
-
PSMS Medan Pede Curi Poin dari Markas Persekat Tegal
-
Pegadaian Championship: Sumsel United Usung Misi Tiga Poin Lawan Persikad Depok
-
Pesan Pengacara PT WKM untuk Presiden Prabowo: Datanglah ke Tambang Kami, Ada 1,2 Km Illegal Mining
-
Hasil Kumamoto Masters 2025: Ubed Evaluasi Fisik dan Mental Usai Terhenti di Babak Pertama
-
Girang Dipanggil Lagi ke Timnas Brasi, Fabinho: Terasa Debut Pertama
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
-
Heimir Hallgrimsson 11 12 dengan Patrick Kluivert, PSSI Yakin Rekrut?
-
Pelatih Islandia di Piala Dunia 2018 Masuk Radar PSSI Sebagai Calon Nahkoda Timnas Indonesia
-
6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
Terkini
-
Pesan Pengacara PT WKM untuk Presiden Prabowo: Datanglah ke Tambang Kami, Ada 1,2 Km Illegal Mining
-
Misteri Penculikan Bilqis: Pengacara Duga Suku Anak Dalam Hanya 'Kambing Hitam' Sindikat Besar
-
Babak Baru Korupsi Petral: Kejagung Buka Penyidikan Periode 2008-2015, Puluhan Saksi Diperiksa
-
Aliansi Laki-Laki Baru: Lelaki Korban Kekerasan Seksual Harus Berani Bicara
-
Ahli BRIN Ungkap Operasi Tersembunyi di Balik Jalan Tambang PT Position di Halmahera Timur
-
Jeritan Sunyi di Balik Tembok Maskulinitas: Mengapa Lelaki Korban Kekerasan Seksual Bungkam?
-
Mendagri Tito Dapat Gelar Kehormatan "Petua Panglima Hukom" dari Lembaga Wali Nanggroe Aceh
-
'Mereka Mengaku Polisi', Bagaimana Pekerja di Tebet Dikeroyok dan Diancam Tembak?
-
Efek Domino OTT Bupati Ponorogo: KPK Lanjut Bidik Dugaan Korupsi Monumen Reog
-
Bukan Kekenyangan, Tiga Alasan Ini Bikin Siswa Ogah Habiskan Makan Bergizi Gratis