Suara.com - Dewan Hak Asasi Manusia PBB menyerukan kepada Beijing, Kamis (23/10/2014), untuk memastikan hak pilih universal di Hongkong, termasuk hak untuk dipilih dan memilih dalam pemilihan umum.
Panel yang terdiri atas 18 pakar independen yang memantau kepatuhan terhadap pakta internasional mengenai hak sipil dan politik yang diratifikasi Hongkong, menyepakati langkah tersebu setelah menyuarakan keprihatinan terhadap rencana Pemerintah Cina menyeleksi kandidat dalam pemilu di bekas koloni Inggris itu.
“Keprihatinan utama para anggota komite fokus pada hak untuk dipilih tanpa pembatasan tak beralasan," kata Konstantine Vardzelashvili yang memimpin sesi Komiter HAM PBB.
Ribuan pengunjuk rasa turun ke jalan di Hongkong memprotes rencana pemerintah pusat yang hanya membolehkan kandidat yang setia pada Beijing, bertarung dalam pemilu 2017 untuk memilih pemimpin Hongkong.
Dialog antara pemimpin pelajar dan pejabat senior pemerintah dua hari lalu gagal memecahkan kebuntuan.
Christine Chanet, hakim Prancis yang juga menjadi anggota komite HAM PBB menegaskan kalau PBB tidak menginginkan ada penyaringan kandidat dari Beijing.
“Masalahnya Beijing ingin menyeleksi kandidat. Sekarang kami memberikan beberapa tekanan, namun tidak terlalu keras, karena kami sangat membutuhkan kerja sama Tiongkok." Emily Lau, anggota Dewan Legislatif Hongkong dan ketua Partai Demokratik Hongkong yang menghadiri pertemuan di Jenewa.
"Komite ini jelas menyatakan bahwa apa yang diajukan Cina tidak sesuai dengan perjanjian, ini bukan hak pilih universal," tambah Emily kepada Reuters.
Perjanjian Internasional mengenai hak sipil dan politik, pakta yang diadopsi Majelis Umum PBB pada 1966, ditandatangani oleh Tiongkok pada 1998 namun tidak pernah diratifikasi.
Pakta itu menjamin kebebasan dasar termasuk hak untuk menentukan nasib sendiri dan pemilu yang bebas. (reuters)
Berita Terkait
-
AS Hengkang dari Badan HAM PBB, Hentikan Aliran Dana untuk Palestina
-
Keenam Kalinya, Indonesia Kembali Terpilih Jadi Anggota Dewan HAM PBB
-
Komnas HAM Buka Peluang Bawa Tragedi Kanjuruhan ke Dewan HAM PBB di Jenewa
-
Mahfud MD Pamer Capaian HAM RI Di Forum PBB, Minta Dunia Lakukan 3 Aksi Nyata Perbaiki Kehidupan Manusia
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- 7 Rekomendasi Lipstik Mengandung SPF untuk Menutupi Bibir Hitam, Cocok Dipakai Sehari-hari
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Lipstik Halal dan Wudhu Friendly yang Aman Dipakai Sehari-hari, Harga Mulai Rp20 Ribuan
Pilihan
-
Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
-
Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
-
Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
-
Pabrik Sepatu Merek Nike di Tangerang PHK 2.804 Karyawan
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah mulai Rp 1 Jutaan, Cocok untuk Ojol!
Terkini
-
Mengapa Jakarta Selatan Kembali Terendam? Ini Penyebab 27 RT Alami Banjir Parah
-
Korupsi Pertamina Makin Panas: Pejabat Internal Hingga Direktur Perusahaan Jepang Diinterogasi
-
Mengapa Kemensos Gelontorkan Rp4 Miliar ke Semarang? Ini Penjelasan Gus Ipul soal Banjir Besar
-
Soal Progres Mobil Nasional, Istana: Sabar Dulu, Biar Ada Kejutan
-
Kenapa Pohon Tua di Jakarta Masih Jadi Ancaman Nyawa Saat Musim Hujan?
-
Tiba di Korea Selatan, Ini Agenda Presiden Prabowo di KTT APEC 2025
-
Wakapolri Ungkap Langkah Pembenahan Polri: Aktifkan Pamapta dan Modernisasi Pelayanan SPKT
-
Pernah Jadi Korban, Pramono Anung Desak Perbaikan Mesin Tap Transjakarta Bermasalah
-
Skandal Whoosh Memanas: KPK Konfirmasi Penyelidikan Korupsi, Petinggi KCIC akan Dipanggil
-
Formappi Nilai Proses Etik Lima Anggota DPR Nonaktif Jadi Ujian Independensi MKD