News / Nasional
Selasa, 28 Oktober 2014 | 16:07 WIB
Ruang Rapat Paripurna di DPR. [Bagus Santosa]

Suara.com - Rapat paripurna DPR dengan agenda lanjutan penetapan komisi dan alat kelengkapan dewan berjalan panas. Kata-kata tidak etis muncul dalam rapat kali ini dan membuat situasi memanas.

Situasi ini berawal ketika Politisi PDI Perjuangan Hendrawan Supratikno menyampaikan pandangan terhadap susunan anggota komisi dan alat kelengkapan dewan dari Fraksi PPP.

Agus Hermanto yang langsung mengketuk palu sidang saat Ketua Fraksi PPP Epyardi menyerahkan berkas diprotes Hendrawan.

Hendrawan, dalam interupsinya, mengaku tidak ingin mencampuri urusan internal PPP, tapi ketokan palu pimpinan rapat terkesan terburu-buru. Sehingga dia menganggap seolah-olah ada dorongan inkonteksual untuk mengesahkan ajuan nama dari Fraksi PPP itu.

"Ini kata yang tidak boleh saya katakan, kalau (pimpinan Agus) bodoh," katanya dalam paripurna di Gedung DPR, Senayan, Jakarta,  Selasa (28/10/2014).

Menurut Hendrawan, paripurna ini telah dilakukan tiga kali maka seharusnya pimpinan bisa  mencarikan solusi akomodatif, terkait dengan penetapan anggota yang bakal mengisi 63 komisi dan alat kelengkapan dewan.

Dia meminta supaya ada solusi terbaik untuk ajuan Fraksi PPP tadi. Dia juga meminta supaya rapat ditunda dan dilakukan forum konsultasi untuk lobi antar fraksi.

"Tolong pimpinan datang dengan resep yang jitu, solusi yang jitu, kalau tidak DPR ingin merebut jabatan, ada kelompok yang hegemonic," ujarnya.

Atas penyataannya itu, Hendrawan sempat diprotes oleh sejumlah anggota dewan. Kata bodoh yang terlontar dari mulutnya menjadi bahan interupsi anggota dewan yang hadir.

Akhirnya, sebelum menutup interupsinya, Hendrawan meminta maaf dan menarik kata-kata "bodoh" tersebut.

"Tadi saya. menggunakan kata bodoh tidak tepat saya Hendrawan mencabut kata bodoh," tegasnya.

Sementara itu, Pimpinan rapat Agus Hermanto sempat menyindir interupsi Hendrawan tadi. Hendrawan yang merupakan seorang profesor disindir, jalannya persidangan kali ini sudah tepat.

Palu yang sudah diketok saat mengesahkan nama Fraksi PPP tidak dicabut dan sidang pun tetap berjalan.

"Walau profesor  di dewan, rasanya saya lebih  lama dari profesor di sini. Tadi saya sudah menanyakan dua kali dan tidak ada interupsi. Baru setelah saya ketok baru ada interupsi. Jadi saya tidak pernah merasa buru-buru," tegas Agus.

Sidang Paripurna sore ini dihadiri oleh 393 anggota dewan. Saat ini masih berlangsung pembahasan mengenai keabsahan susunan alat kelengkapan dewan dari PPP. (Bagus Santosa)

Load More