Suara.com - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar mengungkapkan jumlah warga desa di daerah perbatasan Kalimantan yang akan pindah kewarganegaraan ke Malaysia semakin banyak.
“Ternyata terjadi juga di beberapa desa lainnya di perbatasan Kalimantan Utara,” kata Marwan dalam pernyataan tertulis yang dikirim kepada suara.com, Rabu (19/11/2014).
Menanggapi masalah tersebut, Marwan mengatakan pemerintah akan bergerak cepat untuk menangani sekaligus mengantisipasi kasus serupa terjadi lagi.
"Karena infonya tidak sekadar pemberian identitas saja, ternyata memang sudah ada desa yang kosong atau eksodus, karena penghuninya berpindah ke desa terdekat negara Malaysia,” ujar Marwan.
Saat ini, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi sedang berkoordinasi dengan kementerian terkait, termasuk Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan.
“Kita akan mencarikan solusi terbaik bagi masyarakat desa di perbatasan yang juga rakyat Indonesia,” ujarnya.
Informasi terakhir yang diterima Marwan, tiga desa sudah kosong. Ketiga desa tersebut, yakni Desa Labang, Sinapak dan Tao Lumbis. Sedangkan desa yang warganya tingal tersisa sedikit, namun mereka juga sudah mempunyai identitas kewarganegaraan Malaysia, yakni Desa Ngawal sebanyak 27 KK, Desa Tambalang sebanyak 10 KK, Desa Tambalujuk sebanyak 20 KK, Desa Lagas sebanyak 100 KK, dan Langsatua sebanyak 15 KK.
“Tahun ini, mungkin hanya sebagian warga, tapi tahun-tahun mendatang bisa saja akhirnya desa yang belum eksodus mengosongkan desanya untuk berpindah ke Malaysia,” ujar Menteri Marwan.
Informasi dari Sekretaris Daerah Kabupaten Nunukan, kata Marwan, eksodus yang terjadi di tiga desa itu sebenarnya dilakukan secara bertahap sejak puluhan tahun. Namun selama ini tidak terlalu disikapi oleh pemerintahan.
“Sehingga jika ini kembali terkuak di masyarakat Indonesia, untuk kembali mengingatkan bahwa ada ancaman yang sama di desa lainnya,” ujarnya.
Warga yang sudah eksodus, kata Marwan, sudah tidak lagi menjadikan desa sebagai tempat tinggal. Namun, mereka mengelola tanahnya untuk perkebunan dan lainnya.
“Karena mereka masih menganggap bahwa desanya merupakan tanah adatnya yang masih punya hak dikelola,” ujar Marwan.
“Karena untuk memiliki tanah di Malaysia, itu tidak mudah dan murah. Ada persyaratan khusus. Makanya warga kembali ke desa lamanya di wilayah Indonesia hanya untuk mengelola lahannya, kemudian kembali lagi ke desanya di Malaysia,” Marwan menambahkan.
Marwan mengatakan bahwa masalah desa perbatasan sudah masuk dalam sembilan program kerja yang dinamai Nawakerja. Yakni, fokus pada Save Villages (selamatkan desa) perbatasan, pulau terdepan, dan terluar.
“Untuk menyukseskan program itu, akan dilaksanakan strategi pembangunan kawasan perbatasan sesuai dengan tipologi daerahnya masing-masing,” ujarnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
PPP Pecah? Kubu Mardiono dan Agus Suparmanto Saling Klaim Menang Aklamasi di Tengah Hujan Kursi
-
Jabatan Mentereng Bahlil di Panggung Dunia, Pimpin Pemuda Masjid Bareng Eks Presiden Singapura!
-
Gurita Korupsi TKA: Rumah Mewah Eks Pejabat Kemnaker Disita, Aset Haram Disamarkan Atas Nama Kerabat
-
Soroti Kasus Keracunan MBG, Wamen PPPA Veronica Tan Usul Tiga Perbaikan Kunci
-
Indef Kritik Kebijakan Fiskal Pemerintah: Sektor Riil Sakit, Suntikan Likuiditas Bukan Obatnya
-
Jokowi Ngotot Prabowo-Gibran 2 Periode, Manuver Politik atau Upaya Selamatkan Ijazah Gibran?
-
Siapa Tony Blair? Mendadak Ditunjuk Jadi Pemimpin Transisi Gaza
-
Dian Hunafa Ketahuan Bohong? Pembelaan Ijazah Gibran Disebut Sesat, Gugatan Rp125 T Terus Bergulir!
-
Awas Keracunan! BGN Buka Hotline Darurat Program Makan Bergizi Gratis, Catat Dua Nomor Penting Ini
-
Terungkap! 2 Bakteri Ganas Ini Jadi Biang Kerok Ribuan Siswa di Jabar Tumbang Keracunan MBG