Suara.com - Sejumlah Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) pendiri Partai Golkar meminta Ketua Umum Golkar, Aburizal Bakrie menghentikan aksi pemecatan terhadap pimpinan DPD atau pun kader lainnya. Mereka menilai aksi pemecatan adalah biang keladi munculnya kekisruhan di tubuh Golkar sekarang ini.
"Kami meminta agar dilakukan moratorium pemecatan terhadap pimpinan dan kader Golkar se-Indonesia, karena hal ini menjadi biang masalah menjalang Munas (Musyawarah Nasional). DPD I dan II tidak boleh dipecat atas nama apa pun apalagi hanya karena perbedaan pandangan politik," ujar Ketua Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR), Priyo Budi Santoso di Kantor DPP Golkar di Jalan Anggrek Nelly Murni Slipi, Jakarta Barat, Kamis (27/11/2014).
Selain moratorium pemecatan, mereka meminta penyelenggaraan Munas dilakukan secara demokratis dan adil. Tujuannya agar Munas tersebut benar-benar mendapatkan pemimpin yang kuat dan bermutu, bukan asal-asalan.
"Kami menganjurkan dan meminta penegasan agar Munas bisa diselenggarakan dengan cara yang demokratis, fair, adil, transparan, tidak ada penggiringan atau apa pun yang melahirkan situasi yang tidak kondusif," tambah Priyo.
Sementara Agung Laksono sebagai Ketua Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong Royong (Kosgoro) mempersoalkan waktu Munas yang ditetapkan pada 30 November 2014, berdasarkan keputusan Rapimnas Yogyakarta.
Menurutnya, secara teknis tidak mungkin melahirkan pemimpin yang kuat, karena waktunya dinilai sangat dekat. Dia mengusulkan Munas dilaksanakan pada Januari 2015 karena memiliki payung hukum yang jelas dan dimungkinkan dapat melahirkan pemimpin yang berkualitas.
"Dari segi teknis sulit menghaslikan Munas yang bermutu, dan tidak ada payung hukum yang dipakai. Kalau itu terjadi, berarti ketum terpilih tidak resmi, apalagi tidak diizinkan oleh pemerintah," kata Agung.
Tag
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Cek Fakta: Viral Klaim Pigai soal Papua Biarkan Mereka Merdeka, Benarkah?
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
Terkini
-
Wagub Babel Hellyana Resmi Jadi Tersangka Ijazah Palsu
-
Eksklusif! Jejak Mafia Tambang Emas Cigudeg: Dari Rayuan Hingga Dugaan Setoran ke Oknum Aparat
-
Gibran Bagi-bagi Kado Natal di Bitung, Ratusan Anak Riuh
-
Si Jago Merah Ngamuk di Grogol Petamburan, 100 Petugas Damkar Berjibaku Padamkan Api
-
Modus 'Orang Dalam' Korupsi BPJS, Komisi 25 Persen dari 340 Pasien Hantu
-
WFA Akhir Tahun, Jurus Sakti Urai Macet atau Kebijakan Salah Sasaran?
-
Kejati Jakarta Tetapkan 2 Pegawai BPJS Ketenagakerjaan Jadi Tersangka Tindak Pidana Klaim Fiktif JKK
-
Sempat Kabur dan Nyaris Celakai Petugas KPK, Kasi Datun HSU Kini Pakai Rompi Oranye
-
Jadi Pemasok MBG, Perajin Tempe di Madiun Raup Omzet Jutaan Rupiah per Hari
-
Cegah Kematian Gajah Sumatera Akibat EEHV, Kemenhut Gandeng Vantara dari India