Suara.com - Mantan pekerja rumah tangga asal Indonesia, Erwiana Sulistyaningsih menjalani sidang kasus penyiksaannya di Hongkong. Dalam keterangannya di pengadilan, Erwiana bercerita bagaimana majikannya membuat dia kelaparan, dipukuli dan dipermalukan.
Kasus Erwiana menimbulkan kemarahan dari dunia internasional. Erwiana menceritakan, selama berbulan-bulan dia hanya diberi makanan nasi dan roti, tidur hanya empat jam dan setiap hari dipukul oleh majikannya, Law Wan-tung.
“Saya disiska. Dia sering memukul saya kadang dari belakang, kadang dari depan. Karena terlalu sering dipukul, kepala saya pusing. Dia juga memukul saya di mulut agar saya sulit untuk bernafas,” jelasnya.
Dalam salah satu insiden, Erwiana sempat disuruh telanjang dan disiram air serta disuruh berdiri di depan kipas angin pada musim dingin. Law menghadapi 21 dakwaan terkait kasus kekerasan yang dilakukan kepada pekerja domestik termasuk intimidasi serta kegagalan membayar gaji.
Di sepanjang persidangan, Law hanya menundukkan kepala ketika Erwiana memberikan keterangan kepada majelis hakim. Sebelumnya, Law mengaku tidak bersalah atas semua dakwaan kecuali satu yaitu gagal memberikan asuransi untuk Erwiana.
Jaksa penuntut umum mengungkapkan, Law kerap menggunakan pembersih ruangan dan juga alat penggantung baju untuk menyiksa Erwiana.
“Dia memasukkan vacuum cleaner ke mulut saya dan memutarnya di sekitar bibir saya hingga berdarah dan itu sangat sakit,” kata Erwiana.
Erwiana (23 tahun) sempat dilarikan ke rumah sakit pada Januari lalu. Foto Erwiana yang bengap akibat disiksa majikannya menimbulkan kemarahan dunia melalui media sosial. Kasus ini mendapatkan perhatian besar di Hongkong.
Pada Mei lalu, pemerintah Hongkong diminta untuk memberikan perlindungan lebih kepada pekerja rumah tangga. Hongkong adalah surga bagi pekerja rumah tangga di mana ada sekitar 300 ribu PRT bekerja di negara itu. (AFP/CNA)
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO