Suara.com - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menjadi 'artis dadakan'. Dia sibuk meladeni permintaan tanda tangan saat meluncurkan buku "Tri Rismaharini" untuk menandai peringatan HUT ke-77 LKBN Antara Biro Jawa Timur di Surabaya, Sabtu (13/12/2014).
"Saya itu tidak mudah. Kehidupan yang saya jalani itu sulit. Saya ingin buku yang dibuat oleh Saudara Hakim (Abdul Hakim) itu bisa mengispirasi banyak orang untuk kuat," ujarnya mengomentasi buku tentang dirinya yang ditulis wartawan LKBN Antara Surabaya, Abdul Hakim.
Ia mengaku kaget saat buku tentang dirinya yang ditulis wartawan Antara itu terbit, banyak diterima oleh masyarakat. Meski begitu, Risma juga mengaku bangga karena buku tersebut juga merupakan salah satu bentuk pengabdiannya untuk kemajuan Kota Surabaya.
"Saya itu orangnya tidak mau ditulis tentang biografi. Banyak sebetulnya yang menawari. Jawaban saya hanya singkat, itu untuk saya atau untuk Surabaya. Kalau untuk Surabaya, akan saya usahakan semampu saya," ucap alumni ITS Surabaya itu.
Buku berjudul "Tri Rismaharini" itu berhalaman 260 lembar dan tidak sekadar menceritakan tentang pribadi Risma, namun menonjolkan karakter Risma yang berani dan pekerja keras.
Tidak hanya Risma masa kecil, tapi juga Risma yang pekerja keras, kiprahnya saat maju sebagai Surabaya Satu, saat menutup lokalisasi Dolly, kemelut Kebun Binatang Suarabaya, hingga pemakzulan dirinya.
Isi buku tersebut sebagian besar adalah tulisan dan pengalaman penulis sebagai wartawan yang sejak awal "ngepos" atau bertugas di Pemerintah Kota Surabaya selama hampir lima tahun membuat berita soal kebijakan Wali Kota Surabaya.
Buku berjudul "Tri Rismaharini" itu sendiri dinilai lebih memiliki rasa karena penulis mengalami secara langsung saat liputan. Selain itu, data-data yang diambil juga sesuai informasi yang diterima penulis sebagai wartawan.
Salah satu pembaca buku Tri Rismaharini, Fiqih Arfani, mengaku buku tersebut sangat bagus sehingga layak untuk disukai banyak orang. Penulis sangat dekat sehingga mampu melukiskan sosok Tri Rismaharini.
"Buku itu semakin membuktikan bahwa Bu Risma itu wanita tangguh. Semua yang ia lakukan adalah murni, bukan semata-mata pencitraan," kata warga Bulak Banteng, Surabaya itu.
Buku karya Abdul Hakim tersebut sangat layak untuk menjadi referensi semua pihak. Mulai dari para pejabat, akademisi, para pembuat kebijakan, dan anak didik untuk menanamkan mental tangguh.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Roy Suryo Cs Diperiksa Maraton: Dicecar Ratusan Pertanyaan Soal Fitnah Ijazah Jokowi!
-
Bivitri Susanti: Penetapan Soeharto Sebagai Pahlawan Bisa Digugat ke PTUN dan MK
-
Ini Alasan Polisi Tak Tahan Roy Suryo Cs Usai Diperiksa Tersangka Kasus Fitnah Ijazah Palsu Jokowi
-
Tidak Ada Kriteria Amnesti Bagi Koruptor, Menko Yusril Jelaskan Kewenangan Presiden
-
Putusan MK Larang Polisi Aktif Duduki Jabatan Sipil, Yusril: Jadi Masukan Reformasi Polri
-
Prabowo Sudah Dengar Gerindra di Sejumlah Daerah Tolak Budi Arie Gabung, Suara Bakal Dipertimbangkan
-
Tok! DPR-Pemerintah Sepakati Bawa RUU KUHAP ke Paripurna untuk Disahkan, Ini Substansinya
-
Jelang Hari HAM Sedunia, Yusril Sebut Tak Ada Bahasan Amnesti-Abolisi untuk Aktivis Demo Agustus
-
Jelaskan Ada Pengkondisian dalam Akuisisi Kapal, KPK Bantah Kriminalisasi Kasus ASDP
-
Bakal Rombak Sistem Rujukan BPJS, Menkes Budi Tak Mau Bertele-tele: Nanti Pasien Keburu Wafat