Suara.com - Alasan pasti mengapa aksi penyanderaan yang diduga dilakukan kelompok teroris di Lindt Chocolat Cafe, Martin Place, Sydney, memang belum bisa diperoleh. Aksi terorisme yang dimulai Senin (15/12/2014) pagi sekitar pukul 10.00 waktu setempat itu sendiri sampai kini masih berlangsung.
Meski begitu, sebagaimana antara lain ditulis News.com.au, ternyata kawasan Martin Place yang merupakan semacam jalur terbuka pedestrian (pejalan kaki) yang memotong beberapa jalan utama di kawasan pusat bisnis (CBD) Sydney, sudah cukup lama masuk target teroris. Hal itu setidaknya seperti terungkap dalam persidangan di Sydney, September 2014 lalu.
Persidangan itu sendiri digelar menyusul operasi serentak penyergapan teroris di Sydney dan Melbourne bulan itu, yang menghasilkan sejumlah tersangka. Dalam keterangan yang diungkapkan di pengadilan sehari setelah operasi, salah satu rencana teroris adalah melakukan penculikan dan penyanderaan warga Australia di kota besar.
Yang mengerikan adalah, dalam keterangan di persidangan saat itu, rencana penyanderaan juga disebut akan diikuti pemenggalan sandera di kawasan CBD Sydney. Salah satu target lokasinya adalah Martin Place, yang juga konon hendak direkam kamera video dan lantas disebarluaskan lewat media sosial.
Terlepas dari fakta itu, Martin Place sendiri memang sudah lama dikenal sebagai salah satu kawasan pusat bisnis di Sydney, kota terbesar di Australia. Kawasan sekitar ini dipenuhi perusahaan keuangan dan perbankan, juga hotel dan usaha bisnis lainnya. Martin Place sendiri terbentang mulai dari sisi Macquarie Street dekat Gedung Parlemen New South Wales (NSW) di timur, hingga ke George Street yang sibuk di barat.
Di bawah Martin Place juga terdapat salah satu stasiun kereta tersibuk, dengan jalur yang membentang menuju ke kawasan wisata Kings Cross hingga Bondi Junction. Saat ini, terkait penganganan aksi teror, dilaporkan kereta di jalur tersebut tidak berhenti di stasiun itu (Stasiun Martin Place).
Lantaran posisinya yang di kawasan sibuk namun juga dikenal lumayan nyaman untuk berjalan-jalan, maka Martin Place selain diramaikan para pekerja yang beraktivitas di sekitarnya, juga senantiasa dikunjungi turis. Di lokasi ini juga kerap diadakan acara khusus saban tahun, terutama mendekati momen Natal dan Tahun Baru saat ini, dengan didirikannya salah satu pohon Natal raksasa.
Adapun Lindt Cafe sendiri berada di bagian Martin Place dekat Philip Street. Salah satu dari tiga kafe Lindt di pusat kota Sydney ini belakangan juga sudah dihiasi ornamen Natal, antara lain dengan adanya beragam hiasan dinding dan aksesoris, plus bola-bola cokelat bertema Natal di bagian dalam pintu masuk.
Satu fakta yang juga penting adalah bahwa Lindt Cafe berada di posisi yang tepat berseberangan dengan studio berita Channel 7 (Seven Network) di Martin Place. Di sinilah stasiun TV tersebut diketahui biasa menyiarkan langsung siaran paginya yang memiliki rating tinggi, antara lain "Sunrise" dan "The Morning Show".
Lantaran aksi penyanderan oleh teroris ini, studio TV tersebut pun "secara terpaksa" menjadi salah pusat penanganan oleh aparat berwenang, sekaligus pusat penyiaran awal kejadian tersebut.
"The Morning Show" sendiri sejak awal sudah menyiarkan breaking news penyanderaan melalui kedua host-nya, Larry Emdur dan Kylie Gillies. Channel 7 juga lantas sempat mendatangkan salah satu reporter seniornya, Chris Reason. Namun kemudian, kru dan pegawai lainnya di stasiun TV itu diperintahkan untuk meninggalkan lokasi oleh Kepolisian NSW, seiring dengan kian seriusnya situasi penyanderaan.
Menurut salah satu produser eksekutif stasiun TV itu, Max Uechtriz, kejadian penyanderaan diduga dilakukan kelompok yang terkait ISIS. Dia mengatakan itu dengan menyebut para sandera sempat terlihat dipaksa mengangkat bendera hitam seperti milik ISIS. Staf TV itu juga sempat melihat setidaknya dua tersangka penyandera di dalam kafe, dengan salah satunya memakai ikat kepala terkait ISIS.[News]
Berita Terkait
-
Ijazah Gibran Setara Kursus Persiapan Kuliah Bukan SMA? Gugatan Rp125 T Siap Bongkar Semuanya
-
Heboh Bimbel Sydney Disetarakan SMK, Rismon Desak Gibran Mundur: Kemendikdasmen Ngawur!
-
Beda Biaya Kuliah Gibran di UTS Insearch Sydney vs MDIS Singapura, Bak Langit Bumi
-
Heboh Pendidikan Gibran, Berapa Biaya Kuliah di UTS Insearch Sydney? Cek Rinciannya
-
Pamer Kemesraan di Sydney, Angel Karamoy Resmi Pacaran dengan Gusti Ega?
Terpopuler
- Terpopuler: Geger Data Australia Soal Pendidikan Gibran hingga Lowongan Kerja Freeport
- 5 Fakta SUV Baru Mitsubishi: Xforce Versi Futuristik, Tenaga di Atas Pajero Sport
- Bawa Bukti, Roy Suryo Sambangi Kemendikdasmen: Ijazah Gibran Tak Sah, Jabatan Wapres Bisa Gugur
- Mahasiswi IPB Jadi Korban Pengeroyokan Brutal Sekuriti PT TPL, Jaket Almamater Hangus Dibakar
- Diundang Dolce & Gabbana, Penampilan Anggun Mayang Banjir Pujian: Netizen Bandingkan dengan Fuji
Pilihan
-
Danantara Buka Kartu, Calon Direktur Keuangan Garuda dari Singapore Airlines?
-
Jor-joran Bangun Jalan Tol, Buat Operator Buntung: Pendapatan Seret, Pemeliharaan Terancam
-
Kerugian Garuda Indonesia Terbang Tinggi, Bengkak Rp2,42 Triliun
-
Petaka Arsenal! Noni Madueke Absen Dua Bulan Akibat Cedera Lutut
-
Ngamuk dan Aniaya Pemotor, Ini Rekam Jejak Bek PSM Makassar Victor Luiz
Terkini
-
Perhatikan Pemilihan Bahan Sampai Makanan Siap Disantap, Ini Tips Cegah Kasus di Program MBG
-
Perkuat Akses Keuangan Daerah yang Inklusif, Kemendagri dan OJK Bersinergi
-
Sidang Patok Tambang Memanas: Tanggal BAP 'Ajaib', Saksi Kebingungan Dikejar OC Kaligis!
-
Buntut Anggaran Tangsel Dikuliti Leony, Harga Jam Tangan Wali Kota Benyamin Davnie jadi Sorotan
-
'Geruduk' Istana di Hari Tani, Petani Sodorkan 6 Tuntutan Keras untuk Prabowo: Cabut UU Cipta Kerja!
-
Nahas! Tukang Kerupuk di Tangerang Ditikam Gegara Dituduh Rebut Lapak, Begini Nasibnya!
-
Dr. Tan Shot Yen Kritik MBG Isi Burger: Beri Anak Kapurung dan Ikan Kuah Asam
-
Dapur MBG Bogor Sajikan Ribuan Porsi Sehat, Jamin Kecukupan Gizi dan Bantu Perekonomian Keluarga
-
Mirisnya Pensiunan Askes: Uang Hari Tua Tertahan di BPJS, Terpaksa 'Ngemis' ke DPR Demi Sesuap Nasi
-
Seluruh Tubuh Melepuh, Buruh Lumpia Korban Ledakan Gas di Bogor Minta Tolong Dedi Mulyadi, Kenapa?