Suara.com - Ratusan murid yang sempat disandera anggota Taliban di sebuah sekolah milik militer di Peshawar, Pakistan, ternyata dipaksa menonton gurunya dibakar hidup-hidup.
Seorang sumber, seperti dilansir Dailymail mengungkapkan, para pelaku memaksa siswa melihat bagaimana proses penyiksaan berlangsung.
“Mereka membakar guru di depan siswa di kelas. Mereka benar-benar membakarnya dengan bensin dan membuat anak-anak menonton,” ungkap sumber tersebut.
Dari total 141 korban, dua jenazah sudah bisa dikenali lagi saat dibawa ke rumah sakit di Peshawar.
Salah satu pelaku sandera diyakini telah meledakan dirinya di sebuah ruangan yang dipenuhi 60 siswa, sementara ada laporan yang menyebutkan kalau sejumlah korban yang dilarikan ke rumah sakit mati akibat dipenggal.
Khusus berkaitan dengan informasi pemenggalan sendiri belum mendapat konfirmasi dari kepolisian.
Salah satu anggota keluarga korban kebingungan setelah mendapat tubuh korban yang keliru karena banyak yang tak bisa dikenali dan sulit diidentifikasi.
"Ini adalah ketidakadilan yang mengerikan. orang-orang yang tidak bersalah, anak-anak saya adalah orang tak berdosa yang tidak membawa senjata dan bom,” ujar orang tua korban yang tidak disebutkan namanya itu.
Seorang anak 10 tahun yang terjebak dalam pembantaian berhasil melarikan diri secara dramatis dari orang-orang bersenjata Taliban, etelah melihat dua teman sekelasnya ditembak mati di depannya.
Berita Terkait
-
Peluru Taliban yang Menyalakan Perjuangan Malala untuk Pendidikan
-
Taliban Promosikan Pariwisata Afghanistan dengan Parodi 'Nyentrik': Berani Coba?
-
Taliban Abaikan Separuh Populasi: UNICEF Desak Anak Perempuan Afghanistan Boleh Sekolah Lagi
-
Donald Trump Akan Larang Perjalanan dari Afghanistan dan Pakistan ke AS
-
CCTV Taliban: Jaminan Keamanan atau Ancaman Baru bagi Perempuan Afghanistan?
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Dana Transfer Dipangkas Rp 15 Triliun, APBD DKI 2026 Anjlok dan Gubernur Perintahkan Efisiensi Total
-
Kelurahan Kapuk Dipecah Jadi 3: Lurah Klaim Warga Menanti Sejak Lama, Semua RW dan RT Setuju
-
Antonius Kosasih Divonis 10 Tahun Bui di Kasus Korupsi PT Taspen, Hukuman Uang Pengganti Fantastis!
-
Kapuk Over Populasi, Lurah Sebut Petugas Sampai Kerja di Akhir Pekan Urus Kependudukan
-
Ada dari Bekasi dan Semarang, Tim DVI Identifikasi 7 Jasad Korban Ponpes Al Khoziny, Ini Daftarnya
-
Jokowi Absen di HUT TNI karena Tak Boleh Kena Panas, Kondisi Kesehatannya Jadi Gunjingan
-
Geger Sidang Ijazah Gibran: Tuntutan Rp125 T Bisa Dihapus, Syarat Minta Maaf dan Mundur dari Wapres
-
PHRI: Okupansi Hotel Merosot, Terhentinya Proyek IKN Buat Kaltim Paling Terdampak
-
BNPB Klaim Tragedi Ambruknya Ponpes Al Khoziny sebagai Bencana dengan Korban Terbanyak 2025
-
Jerat Adik Jusuf Kalla Jadi Tersangka, Polri Usut Dugaan Pencucian Uang Kasus Korupsi PLTU 1 Kalbar