Suara.com - Ahli penerbangan Peter Stuart Smith mengakui dirinya penasaran apakah AirAsia QZ8501 telah menghadapi cuaca buruk, mengapa tidak ada kontak lebih lanjut yang dibuat dengan kontrol lalu lintas udara (ATC).
Dia mengatakan cuaca buruk adalah fitur umum dari Indonesia pada saat ini tahun, tapi itu hampir tidak pernah terdengar untuk pesawat modern untuk dibawa turun oleh turbulensi di ketinggian.
"Ini situasi yang berbeda ketika pesawat dekat dengan tanah. Tetapi di ketinggian, bahkan jika pesawat terhenti, akan ada masa yang cukup bagi awak pesawat untuk memulihkan situasi dan mendapatkan kontrol," kata Smith.
"Bahkan jika kita menganggap bahwa pesawat itu mengalami kondisi cuaca sangat buruk sehingga itu pecah di udara atau kondisi menyebabkan pilot kehilangan kontrol, masih ada sejumlah pertanyaan yang perlu dijawab," imbuhnya.
Ia menambahkan prioritas pertama bagi pilot bukan hanya untuk menerbangkan pesawat, tetapi juga menyampaikan pesan ke Air Traffic Control (ATC) tentang apa yang terjadi. Dan itu hanya perlu menekan satu tombol pada kolom kontrol dan berbicara.
"Ini akan juga hanya mengambil beberapa detik untuk menekan 7700 (darurat) pada kotak SSR yang akan mengingatkan ATC bahwa ada masalah," ujarnya.
Menurut Smith, kecil kemungkinan cuaca buruk yang sederhana bisa menyebabkan pesawat tersebut jatuh.
Sementara itu ahli penerbangan Neil Hansford mengatakan jika "faktor manusia" yang bertanggung jawab atas hilangnya QZ8501, tidak akan butuh waktu lama untuk menemukan.
Ia mengatakan tidak seperti MH370, A320-200 itu dalam wilayah udara Indonesia.
"Kan tidak punya komplikasi dari MH370 di mana Malaysia harus 'mengetuk' serah terima ATC ke Vietnam," kata Hansford.
Maskapai penerbangan Malaysia Airlines yang berbasis di Kuala Lumpur juga menyatakan dukungannya terhadap operator saingannya, AirAsia Indonesia.
Beberapa jam setelah hilangnya QZ8501, Malaysia Airlines mendesak AirAsia untuk tetap kuat.
"Pikiran dan doa kami dengan semua keluarga dan teman-teman mereka di AirAsia QZ8501," demikian pernyataan MAS. (news.com.au)
Berita Terkait
-
Promo AirAsia Diskon Hingga 33 Persen untuk Semua Penerbangan!
-
G-Dragon Konser di Jakarta! 5 Hotel Strategis Ini Bisa Dibooking Buat Bikin Nonton Makin Nyaman
-
Penerbangan Langsung Adelaide - Denpasar Dimulai, Kemenpar Optimistis Gaet 1,9 Juta Turis Australia
-
Rute Baru AirAsia yang Dinanti Wisatawan: Adelaide ke Bali Kini Tanpa Transit
-
Libur Natal dan Tahun Baru, Ini 3 Destinasi Wisata di Indonesia yang Bakal Banyak Dikunjungi
Terpopuler
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- Reaksi Kocak Amanda Manopo Ditanya Malam Pertama Usai Menikah: Kita Coba Hari Ini
Pilihan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
-
Pundit Belanda: Patrick Kluivert, Alex Pastoor Cs Gagal Total
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
Terkini
-
Bantah Ditanya 'Uang Haram' Korupsi Haji, Anggota DPRD Mojokerto Beberkan Ini Usai Diperiksa KPK
-
Erick Thohir: Indonesia akan Hadapi Gugatan Israel soal Atlet Dilarang di Kejuaraan Senam 2025
-
DJ Panda Diperiksa Rabu Lusa Soal Kasus Ancaman ke Erika Carlina, Polisi Ungkap Kisi-kisi Ini!
-
5 Fakta Salinan Ijazah Jokowi dari KPU DKI, Roy Suryo Cs Beberkan Kejanggalan Mengejutkan
-
Hati Orang Tua Nadiem Hancur, Ayah Bersumpah Terus Berjuang: Proses Ini Mesti Dilalui Panjang
-
Roy Suryo Tunjukkan Salinan Ijazah Jokowi dari KPU DKI: 99,9 Persen Palsu, Hurufnya Mencotot Keluar
-
Tidak Menyerah, Tim Hukum Siapkan Bukti Baru: Ada Hak Konstitusional Nadiem yang Belum Terpenuhi
-
Penampakan Ijazah Jokowi di KPU DKI: Mirip dengan yang Viral, Pengamat Cari Kejanggalan Legalisir
-
4 Tahun di Bawah Kudeta Militer, Jurnalis di Myanmar Hidup dalam Bayang Penangkapan dan Serangan
-
Anthony Norman Lianto Bantah Tuduhan Kekerasan Seksual, Ungkap Bukti Terkini