Suara.com - Seorang kartunis dan muda ibu mengungkap detik-detik kengerian yang dirasakan ketika pelaku penembakan di kantor majalah "Charlie Hebdo" Paris, Prancis yang menewaskan 12 orang.
Corrine Rey yang bekerja di majalah itu sejak tahun 2009, saat dihubungi majalah Perancis L'Humanité melalui telepon, mengatakan dia dipaksa untuk menggunakan kode keamanannya untuk membuka pintu kantor itu ketika ia kembali dari menjemput anaknya.
Ia mengaku masih shock atas peristiwan tersebut.
"Aku hanya pergi untuk menjemput anak saya dari tempat penitipan anak. Saat aku sampai di pintu depan gedung, ada dua orang dua bertopeng, orang-orang bersenjata brutal mengancam kami, " katanya.
Mereka, ujarnya, ingin masuk ke dalam gedung dan memaksa saya mengetik kode keamanan. Rey, yang dikenal sebagai Coco, juga mengatakan para teroris fasih berbicara bahasa Perancis dan mengaku dari al-Qaeda. Dia mengatakan penembakan itu berlangsung sekitar lima menit. Koran Prancis "Liberation' melaporkan tiga tersangka telah ditangkap setelah serangan berdarah dingin itu. Termasuk dua bersaudara dan seorang laki-laki berusia 18 tahun.
Seorang saksi yang memfilmkan video di tempat kejadian, yangkarena alasan keselamatan menolak disebutkan namanya, mengatakan ia mengira para penyerang adalah pasukan anti-terorisme elit karena cara mereka terlihat sangat profesional dan tenang melakukan aksinya.
"Mereka tahu persis apa yang harus mereka lakukan dan ke mana untuk menembak. Sementara satu orang terus mengawasi dan memeriksa bahwa lalu lintas baik bagi mereka, yang lain menyampaikan salam perpisahan," katanya.
Setelah melakukan aksinya, para pelaku berlari kembali ke mobil. Setelah itu mobil yang mereka tumpangi melaju dengan tenang meninggalkan lokais kejadian. (news.com.au)
Berita Terkait
-
DOR! Tembakan Terdengar di Gedung Pengadilan Jerman Saat Sidang Kasus Pembunuhan Berlangsung
-
Pernah Bikin Karikatur Nabi, Majalah Charlie Hebdo Gelar Kontes Kartun "Ejek Tuhan"
-
Politisi Gerindra Lampung Tengah Ditahan, Senjata Ilegal Jadi Bukti
-
Begini Kondisi Kantor Travel di Jatinegara Pasca Aksi Penembakan oleh Eks Suami Artis Cut Keke
-
Fakta Majalah Charlie Hebdo Rilis Kartun Hina Gempa Turki, Publik Ngamuk: Anda Sampah, Rasis dan Teroris!
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu