Suara.com - Satu pria bersenjata yang melakukan penyanderaan di sebuah pasar swalayan kosher (halal) di Paris, Jumat (9/1/2015), kenal dengan setidaknya dengan satu tersangka pembunuhan massal di kantor Charlie Hebdo.
Amedy Coulibaly (32 tahun), yang menjadi buronan karena membunuh seorang polisi perempuan pada Kamis (8/1/2015), diyakini memiliki hubungan dengan Cherif Kouachi (32 tahun), salah satu dari dua pria yang diduga melakukan pembunuhan massal di kantor majalah Charlie Hebdo pada Rabu (7/1/2015), hingga menewaskan 12 orang.
Kouachi dan Coulibaly pada 2010 terlihat bersama-sama ketika mengunjungi seorang yang diyakini sesama anggota kelompok militan, Djamel Beghal. Beghal adalah dalang yang menyusun upaya kabur dari penjara dan gagal.
Amedy dipidana atas peranannya dalam rencana tersebut dan sudah sangat dikenal oleh polisi antiteroris.
Pria yang berupaya kabur adalah sosok Islamis asal Aljazair, Smain Ait Ali Belkacem, yang dijatuhi hukuman penjara pada 2002 atas pemboman di stasiun kereta Musee d'Orsay di Paris pada Oktober 1995, yang membuat 30 orang luka-luka.
Polisi telah menerbitkan foto Coulibaly dan isterinya, Hayat Boumeddiene, yang berusia 32 tahun.
Keduanya kini tewas di tangan satuan elit polisi seperti dilaporkan pihak berwenang Prancis Jumat (9/11/2015).
Sumber internal kepolisian Prancis mengatakan Cherif dan Said Kouachi tewas ketika polisi menyerang sebuah percetakan di kota Dammartin-en-Goele, tempat dua bersaudara itu bersembunyi dan menyekap seorang sandera.
Adapun orang yang mereka sandera bisa dibebaskan dalam keadaan selamat.
Kouachi bersaudara diduga menyerang kantor majalah Charlie Hebdo pada Rabu (7/1/2015). Dalam serangan itu 12 orang tewas, termasuk empat orang jurnalis dan dua orang polisi.
Sementara itu dalam operasi berbeda, polisi Prancis juga menewaskan Amedy yang menyandera sejumlah orang di sebuah toko swalayan khusus Yahudi di Paris. (AFP/Reuters/Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu