Suara.com - Konflik antara institusi Komisi Pemberantasan Korupsi dan Kepolisian RI membuat banyak kalangan antikorupsi prihatin. Pasalnya, permasalahan tersebut membuat upaya pemberantasan korupsi di Indonesia terhambat.
Agar konflik tidak berlangsung terlalu lama dan semakin merugikan KPK sebagai lembaga yang sejauh ini dapat dipercaya untuk memberantas korupsi, kelompok perempuan yang tergabung dalam Gebrakan Perempuan Indonesia Antikorupsi berkumpul dan mendesak Presiden Joko Widodo bersikap tegas, Selasa (10/2/2015).
Kelompok perempuan antikorupsi tersebut pun menulis surat yang ditujukan kepada Jokowi dengan judul Surat untuk Presiden: Jokowi, Bertindak dan Berantaslah Korupsi.
Berikut ini adalah isi surat kepada Jokowi:
Korupsi tidak saja membunuh hak generasi masa depan untuk kehidupan yang lebih baik tetapi sekaligus menjadikan kita sebagai bangsa yang menerima perilaku korupsi sebagai kewajaran. Cengkraman yang menggurita oleh elite politik dalam berbagai cara dan bentuknya telah menempatkan Indonesia berada diurutan teratas sebagai negara terkorup.
Institusi penegak hukum "dilumpuhkan" dalam melakukan pemberantasan korupsi - dan bahkan mereka dikuasai oleh pelaku korupsi itu sendiri. Keberadaan Komisi Pemberantasan Korupsi sebagai institusi yang dipercaya publik dalam melakukan pemberatan korupsi-pun dipaksa "sekarat" oleh sebagian elite politik yang tidak rela zona nyaman kongkalikong dan politik transaksionalnya terganggu.
Rakyat tahu bahwa korupsi adalah virus paling membahayakan di republik ini. Maka ketika upaya pemberantasan korupsi menemukan penghadangnya yang justru datang dari penguasa maka gelombang perlawanan rakyat terjadi.
Mensikapi situasi genting korupsi ini dan upaya "pelumpuhan" terhadap institusi penegak hukum dan pemberantasan korupsi, Kami Perempuan Indonesia AntiKorupsi menggebrak! Kami katakan CUKUP!
1. CUKUP KPK dilemahkan
2. CUKUP pembusukan institusi hukum
3. CUKUP koruptor kebal hukum
4. CUKUP angkat pejabat korup
5. CUKUP kongkalikong dan transaksi politik kotor
6. CUKUP "rekening gendut"
7. CUKUP foya-foya dengan uang rakyat
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
30 Tahun Jadi TPS, Lahan Tiba-tiba Diklaim Pribadi, Warga Pondok Kelapa 'Ngamuk' Robohkan Pagar
-
Baju Basah Demi Sekolah, Curhat Pilu Siswa Nias Seberangi Sungai Deras di Depan Wapres Gibran
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Jabotabek Mulai Ditinggalkan, Setengah Juta Kendaraan 'Eksodus' H-5 Natal
-
Mubes Warga NU Keluarkan 9 Rekomendasi: Percepat Muktamar Hingga Kembalikan Tambang ke Negara
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh
-
Pakar Tolak Keras Gagasan 'Maut' Bahlil: Koalisi Permanen Lumpuhkan Demokrasi!
-
Gus Yahya Ngaku Sejak Awal Inginkan Islah Sebagai Jalan Keluar Atas Dinamika Organisasi PBNU
-
Rais Aam PBNU Kembali Mangkir, Para Kiai Sepuh Khawatir NU Terancam Pecah