Suara.com - Para sopir angkutan umum jenis bajaj di seputaran ibu kota Jakarta mengaku senang PT Pertamina (Persero) telah menambah tujuh stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) bergerak.
Seorang sopir bajaj, Sapri, saat ditemui di Jakarta, Minggu (15/2/2015), mengatakan bahwa penambahan SPBG bergerak atau Mobile Refuelling Unit (MRU) tersebut membuat dirinya dan para sopir bajaj lainnya tidak perlu lagi mengantre untuk mengisi BBG.
"Tambahan SPBG ini sudah kami nantikan sejak lama. Kami tidak perlu antre berjam-jam lagi untuk mengisi BBG," kata warga Puri Kembangan, Jakarta Barat tersebut.
Menurut Sapri, dirinya sangat beruntung memakai BBG, karena jauh lebih murah dibandingkan bensin. Harga BBG menurutnya hanya Rp3.100 per liter setara premium (LSP), sementara premium sekarang ini Rp6.700 per liter.
"Selisihnya dua kali lipat," tandasnya.
Apalagi di saat harga premium mencapai Rp8.500 per liter lalu, Sapri merasa sangat terbantu dengan memakai BBG. Sementara sopir bajaj lainnya, Kusno, mengatakan bahwa kalau memakai BBG, dalam satu hari dirinya hanya mengeluarkan biaya Rp20.000-25.000.
"Tapi kalau pakai bensin, bisa di atas Rp50.000, atau bisa hemat Rp30.000 per hari atau Rp600.000 per bulan," katanya, saat ditemui sedang mengantre BBG di MRU kawasan Monas, Jakarta Pusat.
Sopir lainnya, Kusworo, pun mengaku senang dengan semakin banyaknya SPBG. Menurutnya pula, saat ini kendaraan angkutan roda tiga bajaj yang memakai BBG sudah semakin banyak.
"Kalau SPBG tidak ditambah, maka kami akan antre semakin lama dan habis waktu," ujar sopir bajaj yang tinggal di Matraman, Jakarta Timur itu.
Pemakaian BBG, lanjut Kusworo, juga membuat mesin lebih awet dan udara juga lebih bersih.
Untuk diketahui, Pertamina telah menuntaskan pembangunan tujuh unit MRU jenis gas terkompresi (compressed natural gas/CNG), yang merupakan penugasan pemerintah untuk pelaksanaan program konversi BBM ke BBG bagi transportasi darat. Ketujuh MRU tersebut adalah kelanjutan dari program yang dibiayai APBN 2014, yang dapat diselesaikan Pertamina dalam waktu kurang dari tiga bulan.
Selanjutnya, MRU tersebut akan dikelola Pertamina melalui PT Pertamina Gas Niaga. MRU itu sendiri akan ditempatkan di tujuh titik lokasi strategis yang terintegrasi dengan jalur-jalur angkutan umum dan tidak terjangkau infrastruktur gas. Masing-masing unit MRU memiliki ukuran sekitar 20 kaki, dengan kapasitas storage sekitar 1800 LSP. [Antara]
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Siapa Tony Blair? Mendadak Ditunjuk Jadi Pemimpin Transisi Gaza
-
Dian Hunafa Ketahuan Bohong? Pembelaan Ijazah Gibran Disebut Sesat, Gugatan Rp125 T Terus Bergulir!
-
Awas Keracunan! BGN Buka Hotline Darurat Program Makan Bergizi Gratis, Catat Dua Nomor Penting Ini
-
Terungkap! 2 Bakteri Ganas Ini Jadi Biang Kerok Ribuan Siswa di Jabar Tumbang Keracunan MBG
-
Ribuan Anak Keracunan MBG, IDAI Desak Evaluasi Total dan Beri 5 Rekomendasi Kunci
-
Cak Imin: Program Makan Bergizi Gratis Tetap Lanjut, Kasus Keracunan Hanya 'Rintangan' Awal
-
Tak Cuma di Indonesia, Ijazah Gibran Jadi 'Gunjingan' Diaspora di Sydney: Banyak yang Membicarakan
-
Misteri 'Kremlin' Jakarta Pusat: Kisah Rumah Penyiksaan Sadis Era Orba yang Ditakuti Aktivis
-
Adu Pendidikan Rocky Gerung vs Purbaya yang Debat Soal Kebijakan Rp200 Triliun
-
PPP di Ambang Perpecahan? Rommy Tuding Klaim Mardiono Jadi Ketum Aklamasi Hoaks: Itu Upaya Adu Domba