Suara.com - Yusman Telaumbanua dan kakak iparnya, Rusula Hia, kini mendekam di Lapas Batu Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Mereka dihukum mati oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Gunungsitoli tahun 2013 terkait dengan kasus pembunuhan berencana terhadap Kolimarinus Zega, Jimmi Trio Girsang, dan Rugun Br Haloho di Gunungsitoli, Nias, Sumatera Utara, pada tanggal 24 April 2012.
Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan menaruh perhatian yang besar terhadap kasus itu. Kontras menemukan sejumlah kejanggalan, di antaranya, diduga selama proses pemeriksaan, penyidik Polres Nias telah melakukan pemalsuan data terkait usia Yusman. Kasus ini juga telah dibawa ke Komisi Yudisial agar majelis hakim yang menjatuhkan vonis diselidiki.
Kasus apa yang membuat mereka tersangkut kasus hukum?
"Hal sepele memang, dimana awalnya si korban (Jimmi) mau membeli tokek, tetapi dia tidak tahu siapa yang punya. Jimmi yang merupakan majikan Usman pun tanya kepada Yusman, dan kebetulan kakak Ipar Yusman (Rusula) ada tokek dan mau dijual, maka ada perjanjian di situ," kata Kepala Divisi Pembela Hak Sipil dan Politik Kontras Putri Kanisa di gedung Komisi Yudisial, Kramat, Jakarta Pusat, Kamis (19/3/2015).
Selanjutnya, korban dijemput oleh tukang ojek atas permintaan Rusula. Sebagian warga percaya kalau seseorang berniat membeli tokek, pasti memiliki banyak uang dan diduga karena motif itu tukang ojek tadi menghabisi ketiga korban di kebun.
"Saat sudah setuju, Rusula meminta tukang ojek yang adalah tetangganya untuk menjemput ketiga pembeli tersebut. namun mereka tanya, kenapa datang malam, lalu Rusla menjawab mereka ingin beli tokek. Tukang ojek tersebut langsung pergi dan ternyata satu orang bawa parang untuk menghabisi nyawa ketiga korban, itu dilihat mereka sendiri. Dan itu terjadi di perkebunan, dimana mereka membacok dan membakar mayat ketiga korban," Putri menambahkan.
Sampai saat ini, keempat tukang itu tidak diketahui keberadaannya. Tapi kemudian polisi menangkap Yusman yang sempat kabur karena takut. Ia takut karena salah satu orang yang dibunuh adalah majikannya. Usman pun diproses dan kemudian divonis hukuman mati. Ketika itu usia Yusman masih 16 tahun atau di bawah umur.
"Seorang anak, apapun kasusnya, dan meskipun tuntutannya seumur hidup atau hukum mati, Hakim tetap memutuskannya tidak boleh lebih dari 10 tahun. Itu sesuai dengan Pasal 6 UU Nomor 11 tahun 2012 tentang sistem peradilan anak," kata Putri.
Koordinator Kontras Haris Azhar sebelumnya menjelaskan selama proses pemeriksaan, penyidik Polres Nias diduga melakukan pemalsuan data terkait usia Yusman. Selain itu, kata dia, selama proses hukum berlangsung, tidak ada satupun saksi dalam peristiwa pembunuhan tersebut yang menunjukkan keterlibatan terdakwa sehingga keterangan dalam proses hukum hanya didasarkan pada pengakuan terdakwa. Pihak penyidik sebenarnya sudah mengantongi nama – nama pelaku yang hingga tahun 2012 telah ditetapkan sebagai Daftar Pencarian Orang oleh Polres Gunungsitoli, namun hingga saat ini tidak ada kejelasan terkait proses pencarian terhadap pelaku sebenarnya yang telah ditetapkan sebagai DPO.
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Seharga NMax yang Jarang Rewel
- Here We Go! Peter Bosz: Saya Mau Jadi Pelatih Timnas yang Pernah Dilatih Kluivert
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Sosok Timothy Anugerah, Mahasiswa Unud yang Meninggal Dunia dan Kisahnya Jadi Korban Bullying
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
Pilihan
-
China Sindir Menkeu Purbaya Soal Emoh Bayar Utang Whoosh: Untung Tak Cuma Soal Angka!
-
Dana Korupsi Rp13 T Dialokasikan untuk Beasiswa, Purbaya: Disalurkan Tahun Depan
-
Kebijakan Sri Mulyani Kandas di Tangan Purbaya: Pajak Pedagang Online Ditunda
-
Harga Emas Hari Ini Turun Lagi! Antam di Pegadaian Jadi Rp 2.657.000, UBS Stabil
-
Hasil Drawing SEA Games 2025: Timnas Indonesia U-23 Ketiban Sial!
Terkini
-
Subhan Palal 'Sentil' KPU di Sidang Ijazah Gibran, Tuding Manuver Hukum Tak Sah
-
Jejak 'Fee' SGD 500 Ribu: KPK 'Korek' Arso Sadewo, Otak Swasta di Skandal PGN
-
Babak Baru Kasus Kacab Bank, Polisi: Pasal Pembunuhan Tunggu 'Lampu Hijau' Jaksa
-
Ngeri! Teror Air Keras Pelaku Tawuran di Jaktim, Tukang Parkir Warkop jadi Sasaran
-
Kritik Prabowo Soal Ini, Refly Harun: Suka-suka Lah Mumpung Berkuasa, Apa Juga Halal
-
Imbas Keracunan Massal MBG, BGN Tutup 106 Dapur MBG
-
Jejak Korupsi Chromebook Sampai ke Raksasa Teknologi: Petinggi Google dan HP Diperiksa Kejagung
-
Pemerintah Lanjutkan Proses Pemilihan Gelar Pahlawan Nasional 2025, Masih Ada Nama Soeharto
-
Novel Baswedan 'Senggol' Prabowo: Kembalikan Pegawai KPK Korban Firli, Ini Penegakan Hukum
-
Vonis 11 Tahun Penjara untuk Fani, Mahasiswi Pemasok Anak untuk Eks Kapolres Ngada AKBP Fajar