Suara.com - Kelompok Syiah Afganishtan Hazara meminta dukungan kepada pemberontak Taliban, yang sejatinya telah membunuh ribuan kelompok Hazara dalam selama 1990-an, lantaran takut akan ancaman ISIS. Permintaan tersebut dilangsungkan dalam dialog antara Syiah Afghanistan dan Taliban, pada Minggu (22/3/2015) waktu setempat.
Menurut salah satu tetua Hazara Abdul Khaliq Yaqubi, dalam dialog itu, para komandan Taliban setuju untuk memberikan bantuan kepada mereka.
"Taliban setuju untuk memberikan bantuan," kata Yaqubi.
Adapun dalam satu bulan terakhir, dua kelompok wisatawan Hazara diculik oleh beberapa lelaki yang diduga telah menyatakan janji setia kepada ISIS.
Kesepakatan antara kedua belah pihak yang sebelumnya berseberangan ini menggambarkan kecemasan di Afghanistan akan hadirnya ISIS di negara yang selama 10 tahun lebih terlibat perang dengan Taliban.
Sebelumnya pada Minggu (15/3/2015) lalu, sekelompok orang bersenjata menghentikan dua mobil di wilayah Jaghori di Provinsi Ghazni, yang dihuni oleh kaum Hazara dan menculik delapan penumpang yang ada di dalamnya. Setelah kejadian itu, tujuh orang segera dibebaskan oleh penculik.
Penculikan ini sendiri terjadi seminggu setelah beberapa orang berpenutup muka dan bersenjata menyandera 30 orang Hazara yang dibawa dari dua bus di Provinsi Zabul.
Walau belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas kejadian ini, mayoritas orang Hazara meyakini ISI berada di balik peristiwa itu.
Belum ada sandera yang dibebaskan walau pasukan keamanan Afghanistan telah melakukan operasi penyelamatan. Dan pada minggu lalu, ratusan orang Hazara melakukan protes di ibu kota provinsi Ghazni agar sandera bisa segera dibebaskan.
Kecemasan atas hadirnya ISIS ini membuat para tetua Ghazni, dari tiga desa di wilayah Jaghori, memutuskan melakukan pertemuan yang tidak biasa dengan pemimpin lokal Taliban.
"Taliban tidak menculik saudara-saudara Hazara kami di masa lampau dan kami tahu bahwa mereka juga melawan IS," kata anggota dewan provinsi Ghazni Hasan Reza Yousufi.
Menurut para pengamat, ancaman ISIS semakin meningkat di Afghanistan karena kurangnya personel militer dan pecahnya kelompok Taliban di negara tersebut.
Wakil Gubernur Provinsi Ghazni, Mohammad Ali Rahmadi, juga mengkhawatirkan ketakutan-ketakutan ini akan mempengaruhi warganya secara psikologis.
"Apakah ISIS ada atau tidak, dampak psikologis ketakutan ini berbahaya untuk Provinsii Ghazni, yang menjadi tempat tinggal berbagai etnis. Ini akan meningkatkan ketegangan," kata Mohammad Ali Rahmadi kepada Reuters.
Sementara itu, banyak laporan mengatakan bahwa para pejuang yang mengklaim diri sebagai ISIS telah muncul di Afghanistan sejak musim panas lalu. Pertempuran juga telah terjadi antara pejuang yang setia kepada IS itu dan tentara Taliban.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Mensos Gus Ipul Bebas Tugaskan Staf Ahli yang Jadi Tersangka Korupsi Bansos di KPK
-
Detik-detik Bus DAMRI Ludes Terbakar di Tol Cikampek, Semua Penumpang Selamat
-
Titik Didih Krisis Puncak! Penutupan Belasan Tempat Wisata KLH Picu PHK Massal, Mulyadi Geram
-
Minta Pendampingan KPK, Gus Irfan Pastikan Ibadah Haji dan Umrah Bebas Rasuah
-
Misteri Keracunan 1.315 Siswa Terpecahkan: BGN Temukan Kadar Nitrit Hampir 4 Kali Lipat Batas Aman
-
Wali Kota Semarang Dorong Sekolah Rakyat Jadi Wadah Lahirkan Generasi Hebat
-
Izin Dibekukan, DPR Ingatkan TikTok untuk Kooperatif dan Transparan
-
12 Tokoh Ajukan Amicus Curiae di Praperadilan Nadiem, Gugat Bobroknya Sistem Penetapan Tersangka
-
Genjot Skrining Tuberkulosis, Ahmad Luthfi Luncurkan Program Speling Melesat dan TB Express
-
Menteri Haji Ingin Samakan Masa Tunggu Haji Jadi 26,4 Tahun di Seluruh Indonesia, Begini Rencananya