Suara.com - Pemilik pabrik nata de coco beracun di Sleman, Yogyakarta, Danang Prasetyo menilai sudah biasa membuat makanan sari kelapa itu menggunakan pupuk kimia jenis ZA. Dia mengklaim tak ada efek samping. Danang mengkaim sudah lama memakan nata de coco yang dibuat dari pupuk ZA.
"Saya yakin nata saya ini nggak bermasalah. Wong saya juga sering makan, kalau pas produksi panas cuacanya kan dari pada keluar cari minum. Ya saya makan saja natanya dan nyatanya saya sehat aja," jelas Danang saat ditemui di pabrik pengolahan nata de coco-nya di Sleman, Rabu (1/4/2014).
Bahkan Danang bisa jamin kebanyakan pengolahan nata de coco di Yogyakarta menggunakan pupuk ZA itu. Sebab dia bercerita awal muda berbisnis pengolahan nata de coco karena belajar dari temannya yang lebih dulu memulai.
"Sudah lumrah kok campur ZA untuk nata, di mana-mana kalau bikin nata ya pake ZA," papar Danang.
Sebelumnya pabrik nata de coco Danang digrebek Kepolisian Sleman. Karena Danang menggunakan bahan berbahaya untuk produk makanannya. Saat ini pabrik Danang berhenti beroperasi.
Kepolisian Sleman belum menetapkan Danang sebagai tersangka. Saat ini Danang masih berstatus sebagai saksi.
"Kami sudah meminta keterangan saksi ahli dari UGM. Kita mendapatkan hasil bahwa memang itu ada ZA yang digunakan untuk sari kelapa (nata de coco), tapi itu memang khusus ZA untuk makanan, bukan pupuk. Sementara kalau ini jelas pupuk tanaman dan kami juga sudah mengamankan pupuk yang untuk pembuatan ini," kata Kapolres Sleman Farid Zulkarnaen.
Farid menambahkan, pihaknya sudah meminta keterangan ahli dari Universitaa Gajah Mada terkait pembuatan nata de coco. Sebab sang pemilik pabrik mengaku pupuk yang digunakannya aman. Jika bahan pembuatan nata de coco itu terbukti berbahaya, Danang akan dijerat undang-undang pangan, UU perlindungan konsumen, serta penyalahgunaan pupuk bersubsidi. (Wita Ayodhyaputri)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
Pilihan
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
-
16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
FIFA Atur Ulang Undian Piala Dunia 2026: 4 Tim Unggulan Dipastikan Tak Segrup
-
Pengusaha Sebut Ketidakpastian Penetapan UMP Bikin Investor Asing Kabur
Terkini
-
Pengacara Komisaris PT Jenggala Maritim Nilai Dakwaan Soal Fee Sewa Kapal Tak Terbukti
-
Milik Siapa PT IMIP? Heboh Bandara Morowali Disebut Ilegal, Jadi 'Negara dalam Negara'
-
Rahang Alvaro Masih Hilang, Polisi Kerahkan Anjing Pelacak Sisir Aliran Sungai Tenjo
-
Bandara 'Hantu' Morowali, Isu Negara dalam Negara dan Ancaman Kedaulatan Mengemuka
-
Angka Kasus Korupsi Kades Capai 489, Wamendagri: Ini Catatan Serius
-
Cari Potongan Rahang Alvaro, Polisi Kerahkan Anjing Pelacak Sisir Sungai di Bogor
-
Demi Target Ekonomi Indonesia Menolak Phase-Out Energi Fosil: Apa Dampaknya?
-
Pemerintah Kebut Aturan Turunan KUHAP Baru, Wamenkum Janji Rampung Sebelum Akhir Desember
-
KPAI Setuju Pemprov DKI Batasi Akses Medsos Pelajar, Orang Tua dan Sekolah Juga Kena Aturan
-
Tahu Kabar Dapat Rehabilitasi Prabowo Saat Buka Puasa, Eks Dirut ASDP Senang: Alhamdulillah