Suara.com - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Aceh dan DKI Jakarta termasuk kota yang paling lamban dalam pengesahan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) tahun 2015.
Dari keduanya, Tjahjo mengungkapkan, Provinsi Aceh lebih keras dibandingkan DKI, pasalnya di Aceh dalam pembahasan APBD ada aspek kekerasan.
"Baru kali ini (pengesahan APBD telat), dari 34 Provinsi, (hanya) Aceh dan DKI, kalu mau tau Aceh lebih keras. Aceh lebih keras tidak hanya debat, tapi aspek kekerasan juga muncul," ujar Tjahjo di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (14/4/2015).
Tjahjo mengatakan, permasalahan yang terjadi antaran Pemprov DKI dengan DPRD DKI Jakarta terkait APBD 2015 hanyalah dinamika politik.
"DKI ini dinamika aja. Kami tidak ingin ikut campur permasalahan politik yang menjadi hak DPRD, kami gak ikut campur, masalah hukum yang diproses oleh Pak Ahok silahkan," kata Tjahjo.
Dia menginginkan dari polemik yang terjadi antara keduanya tidak membuat program-program di DKI tersandera.
Seperti diberitakan, Kemendagri menyetujui APBD 2015 yang akan digunakan sebesar Rp69,286 triliun, jumlah tersebut lebih kecil dibandingkan dengan pagu anggaran 2015 yang totalnya Rp72,9 triliun.
"Tapi yang penting anggaran jangan tersandera, perencanaan anggaran, evaluasi kami atas perencanaan secara prioritas harus ditekankan dengan baik. Masih untung kami tidak motong banyak, kalu mau fair, ya yang berkaitan dengan pejabat DKI yan kami potong tapi kan nggak fair juga," kata Tjahjo.
Berita Terkait
-
Demi Upah Rp200 Ribu, Dua Pria Nekat Simpan 53 Kg Ganja Aceh di Kontrakan Jakarta Timur
-
Ahok Buka Kartu: 3 Kunci Ini Bisa Bikin Otomotif RI Jadi Raksasa Ekonomi
-
JK Ungkap Dua Masalah Perjanjian Damai Helsinki yang Belum Tuntas: Lahan dan Bendera Aceh
-
Terjaring Razia Moral, Dua Pria dan Wanita Ini Dicambuk di Aceh Besar! Ini Kesalahan Mereka...
-
4 Terpidana Judi dan Ikhtilat Dihukum Cambuk Depan Umum
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO