Suara.com - Seekor Kukang Jantan (Nycticebus coucang) yang ditemukan warga Desa peulanggahan, Kecamatan Kutaraja, Banda Aceh, diamankan oleh petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Aceh.
Kukang yang merupakan hewan primata ini, diketahui keberadaannya setelah si penemu melaporkan binatang itu kepada pihak BKSDA.
Warga penemu, Panji mengatakan kukang tersebut ditangkap sekitar dua minggu yang lalu oleh kakaknya di salah satu showroom mobil yang terletak di kawasan Batoh, Banda Aceh.
"Lagi menggantung di atas pintu masuk. Kita tangkap pakai tangguk, baru kemudian kita bawa kemari (ke rumahnya di Desa Peulanggahan)," kata Panji, Selasa (14/4//15).
Namun karena mengetahui hewan ini dilindungi oleh negara dan populasinya semakin berkurang, ia memutuskan untuk tidak memelihara.
Dia beserta kakaknya, langsung menghubungi pihak BKSDA untuk melakukan penyelamatan terhadap primata tersebut.
"Ada yang sudah nawar kukang ini Rp1 juta. Tapi kami takut, karena kami tahu ini binatang dilindungi dan kalau ketahuan bisa denda Rp100 juta," ujarnya.
Selama bersama panji, Kukang jantan yang masih memiliki gigi komplit ini, dimasukkan ke dalam sebuah sangkar besi. Setiap harinya binatang ini diberikan penganan yang manis seperti pepaya, pisang dan sawo agar tetap sehat.
"Ngga sanggup juga kami kasih makan dia kalau mau kami pelihara. Maunya yang manis kami kasih sirup. Cumakan berat juga kalau setiap hari," katanya.
Bagian penanganan satwa BKSDA Aceh, drH Taing Lubis mengatakan kukang yang ditemukan itu dalam kondisi sehat. Bulu kukang masih cukup bagus. Usia kukang ini, kata dia, sekitar 1,5 tahun dan aktif bergerak.
Untuk sementara waktu, kata dia, kukang akan direhabilitasi di BKSDA Aceh.
"Ini kita lakukan rehabilitasi dulu di kantor (BKSDA). Baru setelah itu kita lepas liarkan," katanya.
Dikatakannya, selama ini Kukang di Aceh masih kerab diperjual belikan, terutama kukang-kukang yang masih bayi. Oleh sebab itu tidak tertutup kemungkinan, jika kukang yang ditemukan ini, merupakan hewan yang diburu dan hendak dijual kepada kolektor.
"Kalau melihat bulu yang bagus dan sehat begini. Biasanya baru ditangkap dan mau dijual," katanya.
Oleh para kolektor, kukang dewasa biasa dijual mulai dari Rp200 ribu hingga Rp500 ribu. Sedangkan yang bayi, harganya bisa mencapai lebih Rp1 jutaan. [Alfiansyah Ocxie]
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Nasib 8 ABK di Ujung Tanduk, Kapal Terbakar di Lampung, Tim SAR Sisir Lautan
-
30 Tahun Jadi TPS, Lahan Tiba-tiba Diklaim Pribadi, Warga Pondok Kelapa 'Ngamuk' Robohkan Pagar
-
Baju Basah Demi Sekolah, Curhat Pilu Siswa Nias Seberangi Sungai Deras di Depan Wapres Gibran
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Mendagri Bersama Menteri PKP Resmikan Pembangunan Hunian Tetap Korban Bencana di Tapanuli Tengah
-
Percepat Pemulihan Pascabencana, Mendagri Instruksikan Pendataan Hunian Rusak di Tapanuli Utara
-
Jabotabek Mulai Ditinggalkan, Setengah Juta Kendaraan 'Eksodus' H-5 Natal
-
Mubes Warga NU Keluarkan 9 Rekomendasi: Percepat Muktamar Hingga Kembalikan Tambang ke Negara
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh