Suara.com - Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadi pembicara kunci dalam acara dikusi publik yang bertajuk 'Revolusi Mental Sutan Takdhir Alisjabanha Menuju Manusia Indonesia Progresive'yang diselenggarakan oleh Universitas Nasional(Unas), Sabtu(25/4/2015).
Dalam sambutannya, SBY mengaku seratus persen mendukung "Revolusi Mental" jargon yang diusung Presiden Jokowi saat kampanye. Hanya saja, mantan Kaster TNi itu mengakui ia berbeda pandangan dengan Jokowi. Meski menurutnya hal tersebut adalah biasa seperti pepatah sesama bis kota tak boleh saling mendahului.
"Pak Jokowi mengangkat revolusi mental untuk mengubah karakter building, dan saya setuju seratus persen, hanya memang ada perbedaan sedikit, itu biasa seperti pepatah, sesama bis kota tidak boleh saling mendahului," kata SBY di Aula Utama Unas Pejaten, Jakarta Selatan.
Ia menilai semangat revolusi mental yang diusung Jokowi berbeda dengan semangat revolusi mental tokoh-tokoh terkenal Jerman, seperti Karl Marx, Hegel, dan Frederich Enggel. Pasalnya, revolusi mental yang diusung oleh tiga tokoh dunia tersebut adalah untuk mengubah sikap para kaum proletar, sementara Jokowi lebih mengarah pada mental masyarakatnya.
"Revolusi mental abad 18 dari Jerman itu sangat fundamental ajaran marxisme menjadi komunisme, sehingga yang harus direvolusi mental adalah kaum proletar menjadi progresif yang harus menuju kebebasan dari ketertindasan. Kalau revolusi mental Pak Jokowi tidak harus dengan penumpahan darah," tambahnya.
Dia pun berharap, revolusi mental yang dicanangkan Jokowi tersebut dapat mengubah cara berpikir masyarakat Indonesia.
"Dalam revolusi mental ini, mind itu sangat penting, dan saya harap ini terus bertumbuh ke depannya," tutupnya.
Berita Terkait
-
Budaya Trial and Error dalam Kabinet Indonesia
-
Gibran Cium Tangan SBY, Kode Damai dengan Keluarga Cikeas dan AHY?
-
Terungkap! AHY Bongkar Misi Khusus Gibran Sambangi SBY di Cikeas Pagi-pagi
-
Gibran Sambangi SBY di Cikeas, AHY: Sampaikan Selamat Ulang Tahun ke-76
-
Syukuran HUT ke-24 Partai, Demokrat DKI Kenang Era SBY: Kekuasaan Bukan Pentas Akrobat!
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Sebut Produksi Jagung Melesat, Titiek Soeharto Ungkap Andil Polri soal Swasembada Pangan
-
Mardiono Ungkap Kericuhan di Muktamar X PPP Akibatkan Korban Luka yang Dilarikan ke Rumah Sakit
-
Muktamar X PPP: Mardiono Akui Konflik Internal Jadi Biang Kegagalan di Pemilu 2024
-
Baru Hari Pertama Muktamar X PPP, Mardiono Sudah Menang Secara Aklamasi
-
Solid! Suara dari Ujung Barat dan Timur Indonesia Kompak Pilih Mardiono di Muktamar X PPP
-
Bukan Kader, tapi Provokator? PPP Curiga Ada Penyusup yang Tunggangi Kericuhan Muktamar X
-
15 Tahun Menanti, Bobby Nasution Jawab Keluhan Warga Bahorok
-
Bobby Nasution Minta Mitigasi Dini Banjir Bandang Bahorok
-
Prabowo Akui Keracunan MBG Masalah Besar, Minta Tak Dipolitisasi
-
Di Panggung Muktamar, Mardiono Minta Maaf dan Akui Gagal Bawa PPP Lolos ke Parlemen