Suara.com - Politisi Partai Golongan Karya Bambang Soesatyo atau Bamsoet mengkritik kinerja 100 hari pertama pemerintahan Presiden Joko Widodo lewat bukunya yang berjudul "Republik Komedi 1/2 Presiden".
"Salah satu yang saya kritik adalah kebijakannya yang berhadapan dengan keinginan ketua umum partainya dan agenda pendukung lainnya," kata Bamsoet dalam keterangan persnya.
Politisi Golkar itu menjelaskan penggunakan "1/2 Presiden" dalam judul bukunya dengan alasan Jokowi masih terbelenggu oleh kepentingan politik, relawan dan LSM yang mendukungnya dulu saat Pemilu Presiden 2014.
Menurut dia, Jokowi memberikan ruang kuasa yang terlalu besar bagi partai politik pendukungnya, relawan dan pihak-pihak yang merasa berperan memenangkannya sebagai kepala negara.
"Toleransi dan kompromi terlampau luas diberikan," katanya.
Bamsoet mengatakan toleransi dan kompromi itu membuat hak prerogratif Jokowi menjadi bahan candaan dan "bullying" di tengah masyarakat.
"Contohnya, polemik kasus Budi Gunawan (BG) dan Novel Baswedan menunjukkan kewibawaan Jokowi terganggu. Banyak kuasa, utamanya parpol pendukung, utamanya lagi PDIP yang memenjarakan Jokowi dari inisiatif mengembangkan kebijakan-kebijakannya," tambahnya.
Lewat buku itu, Bamsoet juga meminta Presiden RI agar bersikap lebih independen dalam menjalankan roda pemerintahan. Saat ini, kata dia, sebaiknya semua kekuatan politik wajib menghormati hak prerogatif presiden sehingga Jokowi dapat menghadirkan pemerintahan yang solid dan efektif.
"Para pendukung Jokowi itu harus legowo, membiarkan Jokowi mewujudkan soliditas pemerintahannya. Sebaliknya, kalau hak preogatif presiden terus dirampas untuk memenuhi kepentingan kelompok mereka, pemerintahan Jokowi akan menjadi bahan olok-olok publik," pungkasnya. (Antara)
Berita Terkait
-
Rekam Jejak Abraham Samad, Kini Terjerat Isu Ijazah Palsu Jokowi
-
Jokowi Bilang SBY Negarawan, Demokrat Anggap Polemik 'Partai Biru' Selesai
-
Kecam Pengadu Domba, Ibas Murka Demokrat Diseret Isu Ijazah Jokowi
-
Wali Kota di Jepang Mengundurkan Diri Usai Skandal Ijazah Palsu, Dibandingkan dengan Indonesia
-
Pengamat Ungkap "Jokowi Belum Selesai": Masih akan Pengaruhi Peta Politik Nasional
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Nasib 8 ABK di Ujung Tanduk, Kapal Terbakar di Lampung, Tim SAR Sisir Lautan
-
30 Tahun Jadi TPS, Lahan Tiba-tiba Diklaim Pribadi, Warga Pondok Kelapa 'Ngamuk' Robohkan Pagar
-
Baju Basah Demi Sekolah, Curhat Pilu Siswa Nias Seberangi Sungai Deras di Depan Wapres Gibran
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Mendagri Bersama Menteri PKP Resmikan Pembangunan Hunian Tetap Korban Bencana di Tapanuli Tengah
-
Percepat Pemulihan Pascabencana, Mendagri Instruksikan Pendataan Hunian Rusak di Tapanuli Utara
-
Jabotabek Mulai Ditinggalkan, Setengah Juta Kendaraan 'Eksodus' H-5 Natal
-
Mubes Warga NU Keluarkan 9 Rekomendasi: Percepat Muktamar Hingga Kembalikan Tambang ke Negara
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh