Tidak banya pekerja di Beijing yang mempunyai penghasilan layak. Tahun 2010, mereka bisa tinggal dan menyewa apartemen secara ilegal. Penyewaan itu tidak dikenakan pajak. Namun apartemen seperti itu digusur secara sporadis.
Saat itu mereka tidur di atas pipa gas, kabel listrik dan saluran pembuangan. Tentu udara di sana kotor, dan minim cahaya.
Keluarga Ji, salah satu warga 'suku tikus' itu. Mereka tinggal di saluran pembuagan. Mereka mandi hanya seminggu sekali. Itu pun di toilet umum di pinggiran kota.
Ji Xue Cai, sang kepala keluarga bekerja sebagai pemungut sampah. Dia mengais sampah dari restoran ke restoran. Penghasilannya tidak lebih dari Rp 500 ribu perbulan. Sementara istrinya sebagai pekerja serabutan.
"Ini bukan hidup yang saya inginkan. Aku di sini untuk mendapatkan uang dan menyimpannya untuk masa tua saya tidak mampu untuk hidup di atas, tanah Kami akan digusur segera karena tidak aman," cerita Ji.
Anaknya Ji, Fei Xiang, sudah dewasa. Dia datang juga ke Beijing. Alasanya, di desanya tidak menjanjikan kehidupan layak. Mereka datang dari Anhui, salah satu provinsi termiskin di Cina tengah.
"Di kampung halaman saya, kebanyakan orang menjadi petani. Tapi generasi saya ingin masa depan yang lebih baik. Aku sudah datang ke sini untuk mencoba. Saya berharap pemerintah akan membantu kami tapi itu hanya harapan," kata Fei.
'Suku tikus' timbul tenggelam. Mereka sering diusir. Hidupnya berpindah-pindah dari lorong ke lorong, dari saluran air ke saluran air. (ITV)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Akui Agus Suparmanto Ketum, DPW PPP Jabar Tolak Mentah-mentah SK Mardiono: Tak Sesuai Muktamar
-
12 Tokoh Ajukan Amicus Curiae untuk Nadiem, Kejagung: Kami Berpegang Pada Alat Bukti Sah
-
Ada HUT ke-80 TNI dan Dihadiri Prabowo, Tugu Monas Ditutup Sementara untuk Wisatawan Besok
-
Pemprov Sumut Kolaborasi Menuju Zero ODOL 2027
-
Mardiono Yakin SK Kepengurusan PPP di Bawah Pimpinannya Tak Akan Digugat, Kubu Agus: Bisa kalau...
-
Masa Tunggu Haji Diusulkan Jadi 26,4 Tahun untuk Seluruh Wilayah Indonesia
-
Prabowo Bakal Hadiri HUT ke-80 TNI, Monas Ditutup untuk Wisatawan Minggu Besok
-
Tembus 187 Kasus, Kecelakaan Kereta di Daop 1 Jakarta Terbanyak Melibatkan Orang!
-
Gelagapan Baca UUD 45, Ekspresi Wakil Ketua DPRD Pasangkayu Disorot: Yang Dibaca Pancasila?
-
"Segel Tambang, Bukan Wisata Alam": Warga Puncak Sampaikan Protes ke Menteri LH