Suara.com - Puluhan anak muda yang tergabung dalam Front Perjuangan Pemuda Indonesia (FPPI) menggelar aksi solidaritas untuk ratusan warga etnis Rohingya dan Bangladesh yang mengalami diskriminasi dan kekerasan. Aksi dilakukan di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (24/5/2015).
Sebagian dari ribuan Rohingya kini mengungsi ke Aceh. Sebelumnya mereka sempat terombang-ambing di laut lepas hingga akhirnya diselamatkan masyarakat Aceh Timur.
Puluhan pemuda dan pemudi ini melakukan aksi teatrikal di kolam pancuran Bundaran HI. Menggunakan ban, mereka dalam posisi mengapung di kolam untuk memperagakan kondisi warga Rohingya.
Mereka membawa poster yang bertuliskan, 'Jamin Keamanan Untuk Rohingya', 'Pesawat Hilang Dicari, Ribuan Manusia Mengapung Tidak Ada Yang Peduli, dan 'Where Are You MRS. Aung San Suu Kyi?'. Koordinator aksi, Ide Bagus Arief mengatakan Indonesia harus menunjukkan kepedulian terhadap etnis Rohingya yang mengalami diskriminasi.
"Dalam dimensi humanisme, tidak ada manusia yang kadar kemanusiaannya melebihi manusia lainnya. Orang-orang Rohingya berhak penuh atas kemanusiaan, dilindungi dan keadilan," kata pria yang akrab disapa Togar ini kepada Suara.com di lokasi aksi.
Menurut Togar, Indonesia sebagai negara pelopor di ASEAN tidak boleh tinggal diam atas penderitaan yang dialami warga Rohingya. Mereka berbulan-bulan terombang ambing di lautan lepas, meninggalkan tanah kelahirannya karena diancam, ditekan bahkan dibunuh.
"Kami menyerukan ASEAN untuk menyelesaikan persoalan pengungsi Rohingya dengan mendesak pemerintah Myanmar menghentikan diskriminasi dan rasisme. Memberikan dan menjamin hak-hak sipil politik warga Rohingya," terangnya.
Selain itu, Indonesia dan negara-negara Asean lainnya harus memastikan orang-orang Rohingya mendapatkan hak perlindungan dan keamanan baik di negaranya maupun di pengungsian. Dia juga mendesak Pemerintah Myanmar agar segera memberikan perlindungan bagi etnis Rohingya dan menjamin keamanan mereka tinggal di kampung halamannya.
"Jika sampai Desember 2015 saat Asean Community dan MEA dimulai, kasus Rohingya tidak selesai, maka Myanmar harus dicabut keanggotaannya dari ASEAN," tegasnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
Pilihan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
Terkini
-
Panglima TNI Beberkan Alasan TNI Tambah Alutsista Baru, 'Harimau Besi' yang Mengerikan!
-
Jokowi Perintahkan Relawan Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode, Loyalis Malah Beri Jawaban Menohok?
-
Mengupas MDIS: Kampus Singapura Tempat Gibran Raih Gelar Sarjana, Ijazahnya Ternyata dari Inggris!
-
Minta Satpol PP Tak Pakai Kekerasan, Mendagri Tito: Biar Didukung Publik
-
Anak Mantan Bupati Koruptor Kini Dipecat PDIP: Jejak Skandal DPRD Viral "Rampok Uang Negara"
-
7 Klausul Surat Perjanjian MBG SPPG Sleman: dari Rahasiakan Keracunan hingga Ganti Rugi Rp80 Ribu
-
Tiga Kecelakaan Transjakarta dalam Sebulan, Pemprov DKI Fokus Perbaikan Human Factor
-
Serangan Roy Suryo! Sebut Ijazah S1 Gibran Palsu Beli di Website, Samakan IQ Rendah dengan Jokowi
-
Sinyal Retak? Jokowi Perintahkan Dukung Gibran 2 Periode, GCP Balas Telak: Wapres Tak Harus Dia!
-
Adian Napitupulu Minta Kewenangan BAM DPR Ditambah, Biar Bisa Panggil Pejabat Bermasalah