Suara.com - Rencana Ketua Umum PPP hasil Muktamar Jakarta, Djan Faridz, menitipkan kader di Partai Gerindra agar bisa ikut pilkada serentak yang akan digelar 9 Desember 2015 disindir Koordinator Bidang Hukum DPP PPP kubu Romahurmuziy, Arsul Sani.
"Parpol didirikan untuk bisa ikut proses demokrasi secara langsung yaitu pilkada, kita bisa usung sendiri atau koalisi. Kalau titip, jangan jadi partai. Jadi ormas saja," kata Arsul yang juga menjadi juru bicara Fraksi PPP DPR, Rabu (3/6/2015).
Menurut Arsul konsep menitipkan kader di partai lain memang gampang diucapkan, namun tidak gampang dilaksanakan. Sebab, kata dia, nanti akan terbentur dengan kepentingan internal partai yang dititipi.
"Karena tiap parpol punya kader dan pendukung. Kalau kadernya sendiri banyak, di internal ada proses seleksi internal kader. Bagaimana kemudian partai itu bisa akomodir kader dari luar. Kalau dipaksakan dari atas, apa struktur itu mau bekerja usung calon partai lain," kata anggota Komisi III DPR.
Partai Gerindra siap menampung kader PPP kubu Djan Faridz yang ingin mengikuti pilkada.
"Sebenarnya kan kalau praktik itu titip menitip biasa. Kenapa? Karena belum tentu kader Gerindra itu terbaik semua di daerah masing-masing, saling titip itu biasa. Misalnya, di daerah tertentu kader PPP itu lebih baik dari kader Gerindra, kita serahkan saja kursi itu ke PPP, begitu juga sebaliknya," kata Ketua DPP Gerindra Desmon J. Mahesa di DPR.
Namun, kata Desmon, ada persyaratan dan ketentuan bagi kader PPP agar bisa bergabung dengan Gerindra untuk mengikuti pilkada akhir tahun. Syaratnya, antara lain, kader tersebut harus melewati survei terlebih dahulu untuk menilai apakah kader PPP baik atau lebih baik dari kader Gerindra. Kalau lebih baik, katanya, akan dipertimbangkan.
Menurut Desmon cara tersebut tidak akan membentuk konflik baru.
"Kita punya kesepahaman yang sama PPP, Parta Golkar juga, jadi kalau saling menitip ya biasa saja. Di tempat lain, PKS bisa menitip ke Gerindra. Di tempat yang lain bisa juga Gerindra yang menitip ke PKS," katanya.
Setelah Rapimnas I PPP di gedung DPP PPP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (2/6/2015), Djan Faridz akan menitipkan kader ke partai lain bila partai yang dipimpinnya tidak dapat mengikuti pilkada.
"Kalau persoalan sengketa kepengurusan PPP ini tidak selesai hingga batas waktu yang ditentukan (KPU) yakni Juli ketika proses pendaftaran dilakukan dan kami dinyatakan tak boleh ikut pilkada, kami akan menitipkan kader kami yang jadi calon pada partai lain," kata Djan.
Djan menambahkan dia sudah berkomunikasi dengan Prabowo untuk merealisasikan rencananya.
"Saya sudah komunikasi dengan Partai Gerindra untuk pilkada serentak dan saya akan mengajukan kader-kader terbaik PPP ke Gerindra untuk berkoalisi, baik PPP ikut atau tidak," kata Djan.
Djan menegaskan bahwa koalisi ini tanpa syarat.
"Karena harus seperti itu, sebagai sahabat," ujar Djan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
-
HUT ke 68 Bank Sumsel Babel, Jajan Cuma Rp68 Pakai QRIS BSB Mobile
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
Terkini
-
Polda Undang Keluarga hingga KontraS Jumat Ini, 2 Kerangka Gosong di Gedung ACC Reno dan Farhan?
-
Saya Tanggung Jawab! Prabowo Ambil Alih Utang Whoosh, Sindir Jokowi?
-
Said Didu Curiga Prabowo Cabut 'Taring' Purbaya di Kasus Utang Whoosh: Demi Apa?
-
Tragedi KKN UIN Walisongo: 6 Fakta Pilu Mahasiswa Terseret Arus Sungai Hingga Tewas
-
Uya Kuya Dinyatakan Tidak Melanggar Kode Etik, Kini Aktif Lagi Sebagai Anggota DPR RI
-
Dendam Dipolisikan Kasus Narkoba, Carlos dkk Terancam Hukuman Mati Kasus Penembakan Husein
-
Sidang MKD: Adies Kadir Dinyatakan Tidak Melanggar Kode Etik, Diaktifkan Kembali sebagai Anggota DPR
-
Kronologi Guru di Trenggalek Dihajar Keluarga Murid di Rumahnya, Berawal dari Sita HP Siswi di Kelas
-
Mendadak Putra Mahkota Raja Solo Nyatakan Naik Tahta Jadi PB XIV di Hadapan Jasad Sang Ayah
-
IKJ Minta Dukungan Dana Abadi Kebudayaan, Pramono Anung Siap Tindaklanjuti