Suara.com - Komisi I DPR berencana memanggil Panglima TNI Jenderal Moeldoko dan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu untuk meminta penjelasan terkait perkelahian antara anggota TNI AU dan Kopassus di kafe Bimo, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Akibat perkelahian ini satu anggota TNI AU bernama Serma Zulkifli meninggal dunia dan tiga lainnya luka-luka.
"Senen pagi tanggal 8 (Juni), Panglima TNI dan Menhan. Karena luas wilayahnya lain dan masalah pembinaan yang harus dibahas," kata anggota Komisi I, TB Hasanuddin, Kamis (4/6/2015).
Menurut Hasanuddin perkelahian sesama prajurit tersebut lebih karena tindakan indisipliner.
Hasanuddin mengatakan menurut aturan prajurit maupun perwira tidak dibenarkan keluyuran ke kafe-kafe.
"Untuk apa prajurit itu sampai bermalam-malam di sana. Ini harus diinvestigasi sejauh mana. Peristiwa ini melihatnya lebih pada ketidakdisiplinan prajurit," kata politisi PDI Perjuangan.
Hasanuddin menyayangkan sampai jatuh korban jiwa gara-gara tindakan indisipliner tersebut.
Hasanuddin setuju ada evaluasi pendidikan TNI.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno menyebut bentrokan tersebut sebagai kenakalan remaja.
Dia menyamakannya seperti bentrokan antara satpam dan ormas Front Betawi Rempug di Mall Of Indonesia, Jakarta Utara, belum lama ini.
"Itu kan kenakalan anak remaja saja. Contoh bentrokan satpam dengan FBR (Front Betawi Rempug), tapi kebetulan ini tentara saja. Hanya karena ledekan-ledekan, ini biasa kenakalan anak remaja. Ledekan Itu anak muda dari militer," kata Tedjo.
Detasemen Polisi Militer IV/4 Surakarta menyatakan 17 saksi telah diperiksa di Markas Denpom dalam kasus perkelahian yang melibatkan anggota Grup 2 Kopassus dan TNI AU di kafe Bimo.
Komandan Denpom IV/4 Surakarta Letkol CPM Witono mengatakan 17 saksi, antara lain empat karyawan kafe dan tiga anggota TNI AU.
Witono mengatakan lima anggota Grup 2 Kopassus Kandang Menjangan sudah dijadikan tersangka. Kelimanya sudah ditahan di Markas Denpom IV/4 Surakarta.
Kelima tersangka berinisial Serda SU, Pratu HE, Pratu DE, Serda GS, dan Pratu LS.
Dikatakan, jumlah tersangka masih bisa bertambah atau justru berkurang karena masih bersifat dugaan. Motif kejadian ini diduga dilatari senggolan antar mereka sampai kemudian terjadi perkelahian.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Targetkan 400 Juta Penumpang Tahun 2025, Dirut Transjakarta: Bismillah Doain
-
Sejarah Terukir di Samarkand: Bahasa Indonesia Disahkan sebagai Bahasa Resmi UNESCO
-
Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Koalisi Sipil Ungkap 9 Dosa Pelanggaran HAM Berat Orde Baru
-
Judi Online Lebih Ganas dari Korupsi? Menteri Yusril Beberkan Fakta Mengejutkan
-
Bangunan Hijau Jadi Masa Depan Real Estate Indonesia: Apa Saja Keuntungannya?
-
KPK Tangkap Gubernur Riau, PKB 'Gantung' Status Abdul Wahid: Dipecat atau Dibela?
-
Sandiaga Uno Ajak Masyarakat Atasi Food Waste dengan Cara Sehat dan Bermakna
-
Mensos Gus Ipul Tegaskan: Bansos Tunai Harus Utuh, Tak Ada Potongan atau Biaya Admin!
-
Tenaga Ahli Gubernur Riau Serahkan Diri, KPK Periksa 10 Orang Terkait OTT
-
Stop Impor Pakaian Bekas, Prabowo Perintahkan Menteri UMKM Cari Solusi bagi Pedagang Thrifting