Suara.com - Otoritas Korea Selatan menutup atau meliburkan sekitar 1.100 sekolah, menyusul laporan adanya korban kematian akibat virus MERS yang menyerang saluran pernapasan.
Seperti dilansir dari Reuters, Kamis malam (4/6/2015), seorang lelaki berumur 82 tahun tewas yang diduga akibat virus MERS, sehingga meningkatkan kekhawatiran di negeri ginseng itu.
Korban tewas diketahui menderita radang paru-paru akibat bakteri yang dirawat dalam bersama penderita MERS. Korban adalah pasien ke 36 di Korsel yang merupakan negara terbanyak penderita MERS di luar Timur Tengah.
Mendiang merupakan korban ke-36 di Korea Selatan yang dipastikan terkena MERS. Korsel menjadi negara dengan kasus MERS terbanyak di luar Timur Tengah.
Presiden Korea Selatan Park Geun-hye meminta semua upaya dilakukan untuk menghentikan wabah, yang mulai menyebar sejak dua pekan lalu, termasuk penutupan sekolah.
Wabah MERS dibawa masuk ke negara itu oleh seorang pria Korsel yang kembali dari kunjungan bisnis ke Timur Tengah.
MERS pertama kali muncul pada 2012 di Timur Tengah dan di kawasan itu sudah 442 orang yang meninggal karena wabah tersebut.
Pejabat kementerian kesehatan setempat mengungkapkan, hingga kini total sudah 1.600 orang yang dikarantina di Korea Selatan akibat MERS. Ssebagian besar mereka dikarantina di rumah dan sejumlah lainnya di fasilitas-fasilitas kesehatan.
"Kita sedang dalam peperangan," kata seorang pejabat Korsel.
Di distrik Kaya Seoul, kepanikan menyebar ketika petugas-petugas medis berbaju pelindung terlihat di sebuah hotel.
Sementara Pemerintah Korea Utara mendesak dilakukannya pemeriksaan di perbatasan.
MERS muncul karena virus korona dari keluarga yang sama dengan penyebab SARS (Gejala Pernafasan Sangat Akut), yang muncul pada 2002-2003 dan menewaskan sekitar 800 orang di seluruh dunia.
MERS menimbulkan tingkat kematian jauh lebih tinggi, yaitu 38 persen, demikian menurut badan kesehatan Perserikatan Bangsa-Bangsa, World Health Organisation (WHO), namun juga menyebar lebih lambat dibandingkan SARS dari orang ke orang dan membuatnya sekarang tidak terlalu mengancam. (reuters)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- 7 Rekomendasi Motor Paling Tangguh Terjang Banjir, Andalan saat Musim Hujan
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- 5 Moisturizer dengan Kolagen agar Kulit Tetap Elastis dan Muda
Pilihan
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah Terbaru Desember 2025, Pilihan Wajib Gamer Berat dan Multitasker Ekstrem
-
Tak Sampai Satu Bulan, Bank Jakarta Klaim Salurkan 100 Persen Dana dari Menkeu Purbaya
-
Rupiah Melemah Tipis ke Rp16.626, Pasar Cari Petunjuk dari Risiko Global
-
iQOO 15 Resmi Meluncur di Indonesia: HP Flagship Monster Pertama dengan Snapdragon 8 Elite Gen 5
-
Rosan Tunjuk Purbaya Usai Sebut Kerjaan Kementerian Investasi Berantakan
Terkini
-
Menteri LH Soroti Hilangnya Puluhan Ribu Hektare Hutan di Balik Bencana Sumatra
-
Pemprov Jakarta Kejar Pasokan Air Bersih di Muara Angke, Pramono: 2026 Kalau Bisa di Atas 85 Persen
-
Beda Status Bencana Nasional dan Daerah: Mengapa Banjir Sumatera Belum Ditetapkan?
-
Viral Beras Untuk Korban Banjir di Sumatra Rusak Akibat Dilempar dari Helikopter, Ini Kata Mensos
-
Buntut Paksa Napi Muslim Makan Daging Anjing, Kalapas Enemawira Resmi Dicopot!
-
Pengamanan Super Ketat: 2.029 Personel Kawal Agenda Delegasi Tinggi Tiongkok di Jakarta
-
Aiman di Media Sustainability Forum 2025: Manusia Harus Jadi Dirigen, Biarkan AI yang Bermain Musik
-
7 Fakta Reuni Akbar 212 di Monas, Isu Palestina Menggema Hingga Dihadiri Gubernur
-
KAI Daop 1 Jakarta Sediakan Angkutan Motor Gratis untuk Libur Nataru, Cek Syarat dan Rutenya
-
5 Pengakuan Kunci Ridwan Kamil Usai 6 Jam Diperiksa KPK Soal Kasus BJB