Suara.com - Ambisi Presiden Turki, Tayyip Erdogan, untuk merebut kekuasaan absolut di pemerintahan kandas setelah Partai AK yang didirikannya gagal merebut suara mayoritas di parlemen untuk pertama kalinya dalam sejarah.
Erdogan sebelumnya berharap kemenangan telah Partai AK akan memuluskan jalannya untuk mengubah konstitusi dan menciptakan sistem tata negara baru, beralih dari sistem parlementer dan mencontek sistem presidensial seperti di Amerika Serikat. Untuk mewujudkan itu Erdogan harus memenangkan dua pertiga kursi di parlemen.
Tetapi dengan kegagalan di pemilihan umum ini, Partai AK dipaksa, untuk pertama kalinya dalam 13 tahun, menjalin koalisi dengan partai lain.
Setelah 98 persen suara dihitung pada Minggu (7/6/2015), diketahui bahwa partai AK memenangkan 40,8 persen suara, turun dari 49,8 persen pada pemilihan 2011.
"Semua orang harus melihat bahwa Partai AK adalah pemenang dan pemimpin dalam pemilihan umum ini," kata Perdana Menteri Ahmet Davutoglu, pemimpin Partai AK, dalam pidato kemenangan di Ankara.
Yang paling berbahagia dari pemilu Turki kali ini adalah Partai Demokratis Rakyat yang pro Kurdi (HDP). Untuk pertama kalinya dalam sejarah, HDP berhasil melampui ambang batas 10 persen suara di pemilu dan menempatkan perwakilannya di kursi parlemen.
Hasil perhitungan awal menunjukkan bahwa HDP merebut 13 persen suara dan pemimpin partai itu, Selahattin Demirtas, langsung menutup kemungkinan bekerja sama dengan Partai AK untuk mengubah konstitusi.
"Pembicaraan untuk mengubah presiden menjadi lembaga eksekutif dan diktator harus berakhi," kata Demirtas dalam konferensi pers di Istanbul, yang menyebut keberhasilan partainya sebagai kemenangan bagi "mereka yang merindukan konstitusi sipil baru dan para pluralis."
Raihan suara yang diperoleh HDP menunjukkan bahwa popularitasnya sudah melampui komunitas nasionalis Kurid dan sudah bisa diterima oleh kelompok sekuler yang tak menyukai kebijakan Islamis Erdogan.
Selain HDP, suara terbanyak kedua dalam pemilu Turki diraih oleh Partai Rakyat Republik (CHP). Partai beraliran sekuler ini diperkirakan meraih seperempat dari total suara di parlemen.
Murat Karayalcin, salah satu elit CHP, mengatakan hasil perhitungan suara telah menunjukkan bahwa ambisi Erdogan untuk mengubah sistem parlementel ke presidensial tidak diterima oleh mayoritas warga Turki.
Adapun Partai Pergerakan Nasional meraih 16 persen suara dan diperkirakan akan menjadi kandidat utama mitra koalisi Erdogan. (Reuters)
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- Karawang di Ujung Tanduk Sengketa Tanah: Pemerintah-BPN Turun Gunung Bahas Solusi Cepat
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Masih Ada Harapan! Begini Skenario Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2026 Meski Kalah dari Arab Saudi
-
Harga Emas Hari Ini: Antam di Pegadaian Rp 2,4 Juta per Gram, UBS dan Galeri 24 Juga Naik!
-
Ragnar Oratmangoen Ujung Tombak, Ini Susunan Pemain Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
BREAKING NEWS! Tanpa Calvin Verdonk, Ini Pemain Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Waketum PSI Dapat Tugas dari Jokowi Usai Laporkan Penyelewengan Dana PIP
Terkini
-
Nirwono Joga Soroti Infastruktur Desa, Pangan, dan Energi: Tiga Pilar Asta Cita Butuh Sinergi Daerah
-
Komnas HAM Kasih Nilai Merah ke Komdigi, Gara-Gara Sering Hapus Konten Sepihak
-
Tunjangan PPPK Paruh Waktu Berapa dan Cair Kapan? Ini Ketentuannya
-
Rumah di Pademangan Ambruk Saat Direnovasi, Dua Kuli Bangunan Selamat Usai Satu Jam Terkubur
-
Ungkap Alasan MBG Tak Disalurkan Berbentuk Uang Tunai, Kapala BGN: Nanti Disalahgunakan
-
Aksi Tawuran di Grogol Petamburan Berujung Tragis, Seorang Pelajar Jadi Korban Pembacokan
-
Dua Prajurit Gugur saat Persiapan HUT ke-80 TNI, Begini Kata Istana
-
Ledakan Dahsyat Hancurkan Gedung Nucleus Farma di Tangsel, Sejumlah Bangunan Terdampak
-
Istana Bantah Kabar Sebut Listyo Sigit Setor Nama Komite Reformasi Polri ke Presiden Prabowo
-
Jejak Rekonsiliasi, Momen PPAD Ziarah ke Makam Pahlawan Timor Leste