Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum menumpahkan kekecewaan atas vonis 14 tahun penjara yang dijatuhkan majelis hakim kasasi. Melalui pengacara, Handika Honggo Wongso, Anas menyatakan putusan tersebut terlalu sadis.
"Dikira hakim kasasi bisa mengoreksi kezaliman dan kekerasan hukum menjadi putusan yang adil, ternyata malah menambah sadisme dan memporak-porandakan keadilan," kata Handika melalui pesan singkat, Selasa (9/6/2015) malam.
"Palu hakim kasasi berlumuran darah. Kebenaran dan kemanusiaan dilukai secara sengaja oleh nafsu menghukum yang menyala-nyala," katanya.
Lebih lanjut, Anas mendoakan majelis hakim kasasi yang melipatgandakan hukuman dengan kalimat satire.
"Semoga Pak Artidjo Alkostar makin tenar, Pak MS Lumme semakin kece, pak Krisna Harahap makin mantap. Tenar, kece dan mantap di atas kuburan keadilan," katanya.
Handika bersama pengacara Anas yang lain, Firman Wijaya, akan berdiskusi dengan Anas terkait langkah hukum yang akan ditempuh seusai Mahkamah Agung menolak permohonan kasasi dan memperberat hukuman kliennya.
Anas sendiri telah mendekam di Rumah Tahanan Gedung KPK sejak 10 Januari 2014 atau setelah enam jam diperiksa penyidik KPK sebagai tersangka kasus dugaan korupsi terkait proyek Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional Hambalang. Belakangan, KPK juga menjeratnya dengan pasal tindak pidana pencucian uang.
Dalam sidang tingkat pertama di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Majelis Hakim Pengadilan Tipikor yang diketuai hakim Haswandi menyatakan Anas terbukti bersalah melakukan tindak pidana korupsi dan TPPU sehubungan dengan proyek P3SON Hambalang. Anas divonis delapan tahun penjara, denda Rp300 juta subsider 3 bulan kurungan, dan membayar uang pengganti sebesar Rp57,59 miliar dan 5,261 juta dolar AS.
Vonis lebih ringan dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum pada KPK yang meminta Anas dihukum 15 tahun penjara. Saat itu, JPU KPK juga meminta hakim menjatuhi hukuman tambahan kepada Anas berupa pencabutan hak dipilih untuk menduduki jabatan publik, namun ditolak oleh Haswandi cs.
Meski begitu, Anas tetap mengajukan banding atas putusan tersebut. Di tingkat banding, bekas Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) itu mendapat pengurangan masa tahanan satu tahun dari Pengadilan Tinggi DKI Jakarta, atau menjadi tujuh tahun penjara.
Namun, Anas merasa belum puas sehingga kembali mengajukan kasasi kepada MA. Tak disangka, MA ternyata malah menolak permohonan kasasi Anas, dan melipat gandakan hukumannya dari 7 tahun menjadi 14 tahun penjara serta denda Rp5 miliar subsider satu tahun empat bulan kurungan.Selain itu, mantan Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR RI tersebut juga diwajibkan membayar uang pengganti sebesar Rp57.592.330.580 kepada negara.
Majelis hakim kasasi, yang diketuai Artidjo Alkostar dengan anggota Krisna Harahap dan MS Lumme tersebut, juga menjatuhi hukuman tambahan kepada Anas berupa pencabutan hak dipilih untuk menduduki jabatan publik, sebagaimana permohonan JPU KPK.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf