Suara.com - Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Bali mengapresiasi keberhasilan Kepolisian Daerah setempat dalam mengungkapkan teka-teki hilangnya Angeline (8), bocah yang sebelumnya dikabarkan hilang di Jalan Sedap Malam, Denpasar.
"Dengan ditemukannya jasad Angeline, kami berharap kepolisian segera menyimpulkan motif di belakang terbunuhnya Angeline. Aparat penegak hukum juga kami harapkan dapat menghukum siapa pun yang berada di balik kasus pembunuhan itu," kata Kepala ORI Bali Umar Ibnu Alkhatab, di Denpasar, Rabu malam.
Menurut dia, dari peristiwa ini setidaknya dapat menjadi bahan evaluasi bagi aparat penegak hukum terkait keberadaan setiap orang yang tidak kooperatif saat berhubungan dengan pihak-pihak di sekitarnya, guna menjaga keamanan publik.
"Dari peristiwa ini juga memperlihatkan betapa anak-anak sangat rentan terhadap kekerasan, di saat anak-anak tidak memiliki daya dukung sosial yang memadai di sekitarnya," ujar Umar.
Untuk kasus Angeline, pihaknya melihat bocah malang itu telah mengalami ketidakacuhan yang berakibat maut dari lingkungan rumah tempat tinggalnya.
Sebelumnya Angeline dikabarkan hilang sejak Sabtu (16/5) dan ternyata bocah cantik berambut panjang itu hari ini ditemukan tewas dikubur di halaman belakang rumahnya.
Beberapa hari terakhir, keluarga Angeline cenderung tidak kooperatif dan tertutup dengan pihak kepolisian hingga menolak kunjungan dua menteri yakni Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi dan Menteri Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise.
"Dengan upaya maksimal, kami akhirnya menemukan bahwa Angeline dalam keadaan sudah meninggal dunia," kata Kepala Kepolisian Daerah Bali, Inspektur Jenderal Ronny Sompie ditemui di kediaman korban di Denpasar, Rabu siang.
Jasad bocah malang itu dikubur di seputaran tanaman pisang yang berada dekat kandang-kandang ayam.
Di lokasi itu, polisi mendapati gundukan tanah yang tidak beraturan dengan ditutupi sampah yang diduga sengaja dilakukan guna mengelabuhi pandangan pihak berwajib. (Antara)
Berita Terkait
-
Kakorlantas Sudah Tak Pakai Strobo, Pejabat Lain Kapan?
-
Insentif Impor Mobil Listrik CBU Dihentikan Mulai 2026, Fokus ke Produksi Lokal
-
Kronologi Sadis Penculikan Kacab Bank BUMN: Kopda FH Sempat Ancam Lepas Korban Gegara Hal Ini!
-
Didukung Senior dan Mayoritas DPW, Eks Mendag Agus Suparmanto Dideklarasikan Maju Jadi Caketum PPP
-
Panglima TNI Kunjungi PPAD, Pererat Silaturahmi dan Apresiasi Peran Purnawirawan
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
Terkini
-
Usai Siswa Keracunan Massal, DPR Temukan Ribuan SPPG Fiktif: Program MBG Prabowo Memang Bermasalah?
-
RUU Perampasan Aset Mesti Dibahas Hati-hati, Pakar: Jangan untuk Menakut-nakuti Rakyat!
-
Ucapan Rampok Uang Negara Diusut BK, Nasib Wahyudin Moridu Ditentukan Senin Depan!
-
Survei: Mayoritas Ojol di Jabodetabek Pilih Potongan 20 Persen Asal Orderan Banyak!
-
Sambut Putusan MK, Kubu Mariyo: Kemenangan Ini Milik Seluruh Rakyat Papua!
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!