Suara.com - Pengamat intelijen Wawan H Purwanto menilai pemenggalan warga negara Indonesia (WNI) oleh kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) merupakan risiko pribadi. WNI itu diduga sebagai pengikut ISIS.
Risiko itu sebagai pasukan perang yang berperang di kawasan konflik. Situasi berbeda ketika WNI itu berperang untuk Indonesia.
"Kalau sudah di medan perang menjadi tanggung jawab pribadi. Kenapa mereka mau masuk medan pertempuran? Apalagi bukan perang di negara kita," kata Wawan di Jakarta, Kamis (25/6/2015).
Terlebih, menurut dia Undang-Undang (UU) Kewarganegaraan disebutkan WNI dilarang bergabung dengan milisi negara luar. Maka itu WNI yang tergiur bujuk rayu ISIS untuk sebelum ke Suriah agar menimbang kembali keputusan dengan akal sehat apakah sudah selayaknya berada di tempat tersebut.
"Buat apa kita mencari masalah. Di sana kondisinya sangat berbeda dengan Indonesia dan medan serta cuacanya sangat berat. Kita harus punya ilmu mumpuni bila nekad bergabung dengan ISIS. Kalau tidak, saya yakin kita (WNI) akan jadi korban saja," katanya.
Sebelumnya, ISIS diberitakan mengeksekusi militannya asal Indonesia. Orang Indonesia itu dituduh menyebarkan virus AIDS lewat donor darah. Aksi dituduh dilakukan secara sengaja.
Daily Mail melansir, Selasa (23/6/2015), akibat donor darah itu, seorang militan lainnya terinveksi AIDS. Selain itu darah yang didonorkan orang Indonesia di Shaddadi, Provinsi Hasaka selatan itu menimbulkan kekhawatiran.
Kasus AIDS itu terdeteksi karena seorang militan ISIS asal Mesir terinveksi AIDS setelah berhubungan seks dengan seorang Yazidi berusia 15 tahun. Selain itu dua warga Arab Saudi juga terinfeksi karena memperkosa perempuan itu.
Setelah itu, tes medis membuktikan ada yang terinfeksi AIDS setelah mendapatkan donor darah dari seorang militan ISIS asal Indonesia.
Penyelidikan menyebutkan orang Indonesia itu sudah menderita AIDS sebelum gabung dengan ISIS September lalu. Akibatnya dia dijatuhi hukuman mati atas tuduhan sengaja 'merugikan' anggota ISIS dengan sukarela menyumbangkan darahnya untuk pejuang yang terluka.
Penyelidikan lain difokuskan pada semua pejuang ISIS yang lain yang telah memperkosa perempuan Yazidi. Namun penyelidikan dan pemeriksaan medis dihentikan tak lama setelah seorang komandan ISIS juga memperkosa gadis itu. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 5 HP Murah RAM 8 GB Memori 256 GB untuk Mahasiswa, Cuma Rp1 Jutaan
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Sunscreen Terbaik Mengandung Kolagen untuk Usia 50 Tahun ke Atas
- 8 Lipstik yang Bikin Wajah Cerah untuk Ibu Rumah Tangga Produktif
Pilihan
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
Terkini
-
KPK Tancap Gas Sidik Korupsi Bansos, Meski Rudi Tanoe Terus Ajukan Praperadilan
-
Malam Penganugerahan Pegadaian Media Awards 2025 Sukses Digelar, Ini Daftar Para Jawaranya
-
Sekjen PBNU Minta Pengurus Tenang di Tengah Isu Pelengseran Gus Yahya dari Kursi Ketua Umum
-
Kementerian PU Tingkatkan Kapasitas Petugas Pelayanan Publik
-
Bukan Cuma Guru Ngaji, Ketua Kelompok Pengajian di Jember Kini Dapat Uang Insentif
-
Siswa Mengadu soal Perundungan di Sekolah, Wagub Rano Karno Janji Usut Tuntas
-
Mendagri Harap Karang Taruna Jadi Motor Penggerak Perubahan Desa
-
Tak Terima Jadi Tersangka, Kakak Hary Tanoe Kembali Ajukan Praperadilan Lawan KPK
-
Hadiri Acara 50 Tahun Kemerdekaan Republik Angola, Mendagri: Kehormatan Besar bagi Rakyat Indonesia
-
KUHAP Baru Disahkan, Ahli Peringatkan 'Kekacauan Hukum' Januari 2026: 25 Aturan Pelaksana Belum Siap