Suara.com - Lebih dari 50 persen pendaftar Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terancam tidak lolos seleksi awal karena syarat administrasi. Hingga saat ini banyak pendaftar belum melengkapi dokumen-dokumen pendukung sebagai persyaratan pendaftaran.
Berdasarkan informasi dari Juru Bicara Pansel Capim KPK, Betti Alisjahbana bahwa dari 523 orang yamg sudah terdaftar baru 243 orang yang dokumennya bisa dinyatakan lengkap. Sementara, lebih dari 250 pendaftar lain belum melengkapinya, padahal pada tanggal 3 Juli besok adalah kesempatan terakhir untuk melengkapi berkas tersebut.
"Yang mendaftar jadi Capim KPK adalah 523 orang, 43 diantaranya perempuan. Yang dokumennya lengkap ada 247, hampir lengkap 62 orang," kata Betti saat dikonfirmasi, Rabu(1/7/2015) malam.
Sementara pendaftar terbanyak hingga saat ini kata Betti berasal dari kalangan Pegawai Negeri Sipil (PNS), yang jumlahnya mencapai 84 orang. Jumlah tersebut mengungguli profesi advokat yang menguntit di posisi kedua dengan jumlah 79 orang. Sementara itu, dari kalangan polisi jumlahnya saat ini mencapai 20 orang dan TNI hanya empat orang.
"Profesi terbanyak adalah PNS 84, Advokat 79, Dosen 76, Pegawai Swasta 62, Pensiunan 46,Wiraswasta 31, Polri 20 (tujuh di antaranya purnawirawan). Profesi lain yang menarik adalah TNI empat orang (dua di antaranya purnawirawan), Jaksa tiga orang, Hakim orang, KPK tiga orang, dan empat orang wartawan," jelas Betti.
Menurut Pakar IT dan Manajemen tersebut, nama-nama akan diumumkan setelah pendaftaran ditutup oleh Pansel.
"Pendaftaran akan diutup pada 3 Juli jam 12.00 WIB. Pengumuman nama-nama yang lolos seleksi administrasi akan dilaksanakan pada tanggal 4 juli melalui jumpa pers dan di situs www.setneg.go.id," lanjut dia.
Menurut dia, selanjutnya masyarakat diberi kesempatan untuk memberikan tanggapan terhadap nama-nama yang lolos seleksi administrasi selama satu bulan sejak tanggal 4 juli hingga 3 Agustus 2015.
"Kami akan sediakan halaman khusus di situs www.setneg.go.id untuk memberikan tanggapan. Agar dapat ditindaklanjuti, tanggapan positif, netral, atau negatif hendaknya disertai dengan informasi dan data pendukung," tutupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
Pilihan
-
Dari Baper Sampai Teriak Bareng: 10+ Tontonan Netflix Buat Quality Time Makin Lengket
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
Terkini
-
'Warga Peduli Warga', 98 Resolution Network Bagikan Seribu Sembako untuk Ojol Jakarta
-
Perlindungan Pekerja: Menaker Ingatkan Pengemudi ODOL Pentingnya BPJS Ketenagakerjaan
-
Gerakan Cinta Prabowo Tegaskan: Siap Dukung Prabowo Dua Periode, Wakil Tak Harus Gibran
-
Usai Dipecat PDIP, Anggota DPRD Gorontalo Wahyudin yang 'Mau Rampok Uang Negara' Bakal di-PAW
-
Siapa Bupati Buton Sekarang? Sosoknya Dilaporkan Hilang di Tengah Demo, Warga Lapor Polisi
-
Stok Beras Bulog Menguning, Komisi IV DPR 'Sentil' Kebijakan Kementan dan Bapanas
-
Prabowo Terbang ke Jepang, AS, hingga Belanda, Menlu Sugiono Beberkan Agendanya
-
Jokowi Gagas Prabowo - Gibran Kembali Berduet di 2029, Pakar: Nasibnya di Tangan Para "Bos" Parpol
-
Pidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Mengulang Sejarah Perjuangan Diplomasi Prof Sumitro
-
Prabowo Ubah IKN jadi Ibu Kota Politik Dinilai Picu Polemik: Mestinya Tak Perlu Ada Istilah Baru!