Sekitar 100 orang bertindak agresif dalam kerusuhan yang terjadi di pusat perbelanjaan Plaza Low Yat, Bukit Bintang, Malaysia, sehingga mengakibatkan tujuh orang cidera, termasuk tiga pekerja media. Kerusuhan tersebut merupakan buntut dari insiden penahanan seorang warga Melayu di pusat perbelanjaan ternama itu pada Sabtu (11/7/2015) karena dituduh mencuri telepon seluler.
Kelompok tersebut pada Senin (13/7) dinihari mendatangi pusat perbelanjaan itu untuk meminta penjelasan terkait penahanan tersebut, demikian dilaporkan berbagai media setempat, Selasa.
Namun perbincangan mereka dengan polisi rupanya tidak berjalan lancar sehingga beberapa orang marah dan mulai melakukan tindak anarkis. Kerusuhan merembet hingga kawasan sekitarnya di Jalan Imbi, pusat perbelanjaan Times Square dan Jalan Pudu, termasuk menciderai beberapa orang lain dan merusak kendaraan warga.
Akibat rentetan kejadian itu, sebanyak 80 persen pedagang menutup kios mereka karena takut kerusuhan akan berulang. Plaza Low Yat yang biasanya disesaki pengunjung, tampak lengang.
Hingga Selasa, polisi sudah menahan 18 orang berusia 16 hingga 40 tahun, termasuk seorang pekerja di sebuah kedai di Plaza Low Yat.
Sementara itu, Perdana Menteri Datuk Seri Najib Razak meminta masyarakat untuk tetap tenang dan tidak mudah percaya informasi yang disebarkan lewat media sosial terkait insiden kerusuhan di Plaza Low Yat.
Ia mengatakan bahwa kejadian di pusat perbelanjaan itu adalah perbuatan kriminal, bukan masalah SARA.
Najib mengecam perbuatan pihak tidak bertanggung jawab memprovokasi sentimen etnis melalui berita palsu sehingga mencetuskan ketegangan di sekitar mal itu sejak beberapa hari lalu. Ia meminta Kepala Polisi Negara Tan Sri Khalid Abu Bakar bertindak segera untuk membendung insiden itu menjadi berlarut-larut.
"Biasanya kejadian seperti ini akhirnya akan menjurus pada perspektif perkauman (rasial)," katanya.
"Saya lihat ada gambar yang tidak ada kaitannya dengan kasus ini dimuat di media sosial. Kita perlu hindari 'mob psychology' dan periksa dulu fakta." "Kita mesti serahkan kepada polisi dan mereka yang melanggar undang-undang mesti ditindak," katanya. (Antara)
Berita Terkait
-
Meski Disanksi FIFA, 7 Pemain Naturalisasi Malaysia Masih Bisa Bela Harimau Malaya! Kok Bisa?
-
Ranking FIFA Terbaru: PSSI Fokus SEA Games 2025, Indonesia Makin Ketinggalan
-
Aisha Retno Anak Siapa? Penyanyi Keturunan Indonesia yang Sebut Batik asal Malaysia
-
Adu Kesiapan Timnas U-22 vs Negara Tetangga Jelang SEA Games 2025: Siapa Paling Menjanjikan?
-
AFC Ingatkan Pemerintah Malaysia, Jangan Campuri Urusan FAM atau Terancam Sanksi FIFA
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
Terkini
-
Grebek Jaringan Online Scam, Otoritas Myanmar Tangkap 48 WNI
-
Prabowo dan Dasco Bertemu di Istana: Bahas Kesejahteraan Ojol hingga Reforma Agraria
-
Bobby Nasution Tak Kunjung Diperiksa Kasus Korupsi Jalan, ICW Curiga KPK Masuk Angin
-
Kontroversi 41 Dapur MBG Milik Anak Pejabat di Makassar, Begini Respons Pimpinan BGN
-
Buntut Putusan MK, Polri Tarik Irjen Argo Yuwono dari Kementerian UMKM, Ratusan Pati Lain Menyusul?
-
Halim Kalla Diperiksa 9 Jam Terkait Korupsi PLTU Mangkrak Rp1,35 Triliun
-
Cegah Lonjakan Harga Jelang Nataru, Prabowo Minta Ganti Menu MBG dengan Daging dan Telur Puyuh
-
Cegah Inflasi Akibat MBG, Pemerintah Rencanakan Pembangunan Peternakan dan Lahan Pertanian Baru
-
Remaja Perempuan Usia 15-24 Tahun Paling Rentan Jadi Korban Kekerasan Digital, Kenapa?
-
Vonis Tiga Mantan Bos, Hakim Nyatakan Kerugian Kasus Korupsi ASDP Rp1,25 Triliun