Anggota geng motor Amerika di Polda Metro Jaya [suara.com/Agung Sandy Lesmana]
Di tengah acara sahur on the road di Ibu Kota Jakarta jatuh korban jiwa lagi. Pemuda bernama Mohamad Fatoni alias Apay meninggal dunia setelah dianiaya anggota geng motor Amerika alias Anak Merdeka Kalisari pada Sabtu (11/7/2015) lalu.
Dalam kasus tersebut, polisi telah menetapkan Muhamad Levi (31) menjadi tersangka.
Bagaimana ceritanya? Awalnya, Fatoni bersama temannya, Mega, ikut rombongan geng motor Amerika menggelar SOTR dari Kalisari, Jakarta Timur, menuju kawasan masjid Istiqlal, Jakarta Pusat.
Di sela-sela acara, sebagian anggota geng Amerika curiga Fatoni merupakan anggota geng motor TB alias Tukang Beling yang menjadi rival geng motor Amerika.
Kecurigaan itu berawal dari informasi salah satu anggota geng Amerika. Levi pun bertanya kepada Fatoni soal kabar tersebut.
"Lalu korban mengakui kalau ia memang pernah menjadi anak TB, namun karena pindah rumah maka ia sudah tak bergabung lagi. Rupanya Levi tidak percaya sehingga meminta untuk mengecek handphone korban," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Khrisna Murti, Rabu (15/7/2015).
Ketika tengah memeriksa ponsel Fatoni, ternyata ada panggilan masuk. Nomor yang menghubungi tadi tidak ada namanya. Hal itu membuat Levi semakin curiga dan dia bertanya kepada Fatoni mengenai siapa orang yang menelepon.
Fatoni mengaku tidak mengetahui siapa yang meneleponnya.
"Levi pun langsung mengangkat telepon dan memberi tahu ke si penelpon kalau Fatoni sedang bersama geng Amerika. Setelah itu tersangka langsung mematikan teleponnya dan menendang kaki Fatoni," kata Khrisna.
Entah kenapa, Fatoni tiba-tiba panik dan langsung melarikan diri ke arah sungai Ciliwung.
Levi pun meneriaki Fatoni maling. Diteriaki maling, Fatoni pun masuk ke sungai di samping Istiqlal.
Sedetik kemudian, teman-teman Levi yang berjumlah 15 orang melempari Fatoni dengan batu.
Fatoni pun meninggal dunia karena pendarahan parah di bagian kepala.
Kasus itu tak langsung diketahui polisi. Kasus ini terungkap setelah jenazah korban ditemukan warga.
Dalam kasus tersebut, polisi telah menetapkan Muhamad Levi (31) menjadi tersangka.
Bagaimana ceritanya? Awalnya, Fatoni bersama temannya, Mega, ikut rombongan geng motor Amerika menggelar SOTR dari Kalisari, Jakarta Timur, menuju kawasan masjid Istiqlal, Jakarta Pusat.
Di sela-sela acara, sebagian anggota geng Amerika curiga Fatoni merupakan anggota geng motor TB alias Tukang Beling yang menjadi rival geng motor Amerika.
Kecurigaan itu berawal dari informasi salah satu anggota geng Amerika. Levi pun bertanya kepada Fatoni soal kabar tersebut.
"Lalu korban mengakui kalau ia memang pernah menjadi anak TB, namun karena pindah rumah maka ia sudah tak bergabung lagi. Rupanya Levi tidak percaya sehingga meminta untuk mengecek handphone korban," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Khrisna Murti, Rabu (15/7/2015).
Ketika tengah memeriksa ponsel Fatoni, ternyata ada panggilan masuk. Nomor yang menghubungi tadi tidak ada namanya. Hal itu membuat Levi semakin curiga dan dia bertanya kepada Fatoni mengenai siapa orang yang menelepon.
Fatoni mengaku tidak mengetahui siapa yang meneleponnya.
"Levi pun langsung mengangkat telepon dan memberi tahu ke si penelpon kalau Fatoni sedang bersama geng Amerika. Setelah itu tersangka langsung mematikan teleponnya dan menendang kaki Fatoni," kata Khrisna.
Entah kenapa, Fatoni tiba-tiba panik dan langsung melarikan diri ke arah sungai Ciliwung.
Levi pun meneriaki Fatoni maling. Diteriaki maling, Fatoni pun masuk ke sungai di samping Istiqlal.
Sedetik kemudian, teman-teman Levi yang berjumlah 15 orang melempari Fatoni dengan batu.
Fatoni pun meninggal dunia karena pendarahan parah di bagian kepala.
Kasus itu tak langsung diketahui polisi. Kasus ini terungkap setelah jenazah korban ditemukan warga.
Dari penelusuran, polisi menciduk Levi di warnet daerah Sukma Jaya, Depok, Selasa (14/7/2015). Ternyata setelah kasus malam itu, dia kabur dari rumahnya di Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Selain itu, polisi juga telah mengamankan 15 orang yang menjadi anggota geng motor Amerika.
"Kami pun juga menangkap ke lima belas pelaku lainnya beserta Mega. Kelima belas pelaku itu yakni Hendrik, Abdullah, Fikri, Firlian, Leonardi, Berdi, Rizki, Setiwan, Edi, Rianto, Ahmad Fauzi, Rizki, Bonaventura dan Irfan. Mereka semua adalah anak geng motor Amerika. Mereka juga ikut membantu Levi menimpuki korban hingga tewas," kata
Khrisna.
Levi dan teman-temannya sekarang ditahan di kantor polisi.
Levi dijerat Pasal 351 Ayat 2 dan 3 tentang kekerasan yang mengakibatkan orang meninggal dengan ancaman 10 tahun penjara.
Agar kasus serupa tak terulang, Khrisna mengimbau orang tua melarang anak ikut-ikutan SOTR.
"Selain mengganggu kenyamanan masyarakat, SOTR juga banyak salahgunakan," kata dia.
Selain itu, polisi juga telah mengamankan 15 orang yang menjadi anggota geng motor Amerika.
"Kami pun juga menangkap ke lima belas pelaku lainnya beserta Mega. Kelima belas pelaku itu yakni Hendrik, Abdullah, Fikri, Firlian, Leonardi, Berdi, Rizki, Setiwan, Edi, Rianto, Ahmad Fauzi, Rizki, Bonaventura dan Irfan. Mereka semua adalah anak geng motor Amerika. Mereka juga ikut membantu Levi menimpuki korban hingga tewas," kata
Khrisna.
Levi dan teman-temannya sekarang ditahan di kantor polisi.
Levi dijerat Pasal 351 Ayat 2 dan 3 tentang kekerasan yang mengakibatkan orang meninggal dengan ancaman 10 tahun penjara.
Agar kasus serupa tak terulang, Khrisna mengimbau orang tua melarang anak ikut-ikutan SOTR.
"Selain mengganggu kenyamanan masyarakat, SOTR juga banyak salahgunakan," kata dia.
Tag
Komentar
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 5 HP Murah RAM 8 GB Memori 256 GB untuk Mahasiswa, Cuma Rp1 Jutaan
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Sunscreen Terbaik Mengandung Kolagen untuk Usia 50 Tahun ke Atas
- 8 Lipstik yang Bikin Wajah Cerah untuk Ibu Rumah Tangga Produktif
Pilihan
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
Terkini
-
KPK Tancap Gas Sidik Korupsi Bansos, Meski Rudi Tanoe Terus Ajukan Praperadilan
-
Malam Penganugerahan Pegadaian Media Awards 2025 Sukses Digelar, Ini Daftar Para Jawaranya
-
Sekjen PBNU Minta Pengurus Tenang di Tengah Isu Pelengseran Gus Yahya dari Kursi Ketua Umum
-
Kader Muda PDIP Ditantang Teladani Pahlawan: Berjuang Tanpa Tanya Jabatan
-
Kementerian PU Tingkatkan Kapasitas Petugas Pelayanan Publik
-
Bukan Cuma Guru Ngaji, Ketua Kelompok Pengajian di Jember Kini Dapat Uang Insentif
-
Siswa Mengadu soal Perundungan di Sekolah, Wagub Rano Karno Janji Usut Tuntas
-
Mendagri Harap Karang Taruna Jadi Motor Penggerak Perubahan Desa
-
Tak Terima Jadi Tersangka, Kakak Hary Tanoe Kembali Ajukan Praperadilan Lawan KPK
-
Hadiri Acara 50 Tahun Kemerdekaan Republik Angola, Mendagri: Kehormatan Besar bagi Rakyat Indonesia