Suara.com - Sebanyak 11 warga negara Indonesia (WNI) yang sedang melaksanakan Shalat Id pada 18 Juli 2015 di sekitar Masjidil Haram ditahan kepolisian Arab Saudi karena menjadi tontonan jamaah lain yang sudah melaksanakan Shalat Id sehari sebelumnya.
"Penahanan ini sudah kami laporkan ke Kementerian Luar Negeri. Keluarga berharap mereka segera dibebaskan tanpa ada satu kekurangan apapun," kata salah satu kerabat jamaah Sulais Taufik kepada Antara di Jakarta, Selasa (28/7/2015).
Taufik mengatakan 11 orang itu merupakan jamaah umroh dari Himpunan Pemuda Sinar Syahid (Himpass). Delapan diantaranya berasal dari Medan, dipimpin oleh pendiri Himpass Zubir Amir Abdullah.
Taufik, yang menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Himpass, menuturkan mereka berangkat dari Bandara Kualanamu, Deli Serdang ke Jeddah melalui Kuala Lumpur pada Sabtu (4/7/2015).
Selama berada di Arab Saudi, sejak 4 Juli hingga 17 Juli, Taufik mengatakan mereka hanya melakukan ibadah dan tidak menemukan kendala apa-apa.
"Kemudian saya mendapat kabar bahwa ada jamaah umroh yang ditahan di Saudi pada 18 Juli. Setelah saya kontak Pak Zubir, ternyata benar itu mereka," tuturnya.
Kepada Taufik, Zubir menyatakan bahwa mereka ditahan setelah aktivitas mereka melakukan shalat Idul Fitri dengan mengenakan pakaian gamis hitam menarik perhatian jamaah lain di Masjidil Haram, Mekkah.
"Jamaah Himpass di Indonesia, dan juga yang ada di Malaysia, Thailand dan India memang melaksanakan shalat Id pada 18 Juli. Berbeda dengan Arab Saudi yang melakukan shalat Id pada 17 Juli," katanya.
Taufik mengatakan, menurut Zubir, pakaian gamis hitam yang mereka kenakan tampaknya menarik perhatian jamaah lain di Masjidil Haram. Sebagian jamaah mengerumuni, kemudian polisi Arab Saudi menahan mereka.
"Mereka ke Saudi hanya untuk melakukan ibadah umroh. Tidak ada yang lain. Dengan adanya penahanan itu, tentu ibadah mereka menjadi terganggu," ucap Taufik.
Jamaah umroh yang ditahan di Arab Saudi, selain Zubir Amir Abdullah, adalah Ismelda Harfianti Lubis, Kharman Amir Abdullah, Rahmat Abdullah Makki Almalik, Rakhmat Syawal Lubis, Rudi Aulia Usman Arif, Muhammad Zainullah Wahid, Muhammad Idris Ruslan, Muhammad Harianto Lubis, Joko Handoko Marore dan Jamsah binti Jamin. (Antara)
Tag
Berita Terkait
-
Kevin Diks Ceritakan Kebanggaan Sang Kakek Saat Dirinya Pilih Bela Timnas Indonesia
-
Update Tragedi Kebakaran Hong Kong: 125 WNI Selamat, Kemlu Masih Cari 5 Orang yang Hilang
-
WNI Pilih Kerja ke Luar Negeri, Purbaya: Kegagalan Kita Ciptakan Lapangan Kerja Dalam Negeri
-
Grebek Jaringan Online Scam, Otoritas Myanmar Tangkap 48 WNI
-
Pulangkan 26 WNI Korban Online Scam di Myanmar, Menteri P2MI: Jangan Tergiur Tawaran Kerja Ilegal
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Walhi Sumut Bongkar Jejak Korporasi di Balik Banjir Tapanuli: Bukan Sekadar Bencana Alam
-
Jelang Nataru, Kapolda Pastikan Pasukan Pengamanan Siaga Total di Stasiun Gambir
-
Tok! Palu MA Kukuhkan Vonis 14 Tahun Pengacara Ronald Tannur, Lisa Rachmat Gagal Total
-
Hunian Sementara untuk Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun, Begini Desainnya
-
Tragedi Tol Krapyak: Kecelakaan Maut Bus PO Cahaya Trans Tewaskan 16 Orang, Disopiri Sopir Cadangan
-
Menko Yusril Jelaskan Alasan Pemerintah Pilih Terbitkan PP Atur Penugasan Polisi di Jabatan Sipil
-
Kena OTT KPK, Kajari HSU Dicopot Jaksa Agung, Satu Anak Buahnya Kini Jadi Buronan
-
Pramono Anung Siapkan Insentif untuk Buruh di Tengah Pembahasan UMP 2026
-
Waka BGN Minta Maaf Usai Dadan Dianggap Tak Berempati: Terima Kasih Rakyat Sudah Mengingatkan
-
Ogah Berlarut-larut, Pramono Anung Targetkan Pembahasan UMP Jakarta 2026 Rampung Hari Ini