Suara.com - Salah sebuah artikel yang dimuat laman media internasional LA Times pada Sabtu (8/8/2015) dan kemudian diterjemahkan serta dipublikasikan ulang Suara.com pada Minggu (9/8) lalu, mendapat reaksi keras dari dua narasumber utamanya. Tepatnya, Rahmad (bukan Rahmat seperti ditulis LA Times) serta Afrian, dua lelaki yang diberitakan, membantah beberapa poin dalam artikel tersebut.
Sebagaimana klarifikasi resmi yang mereka jelaskan via dokumen surat elektronik kepada Suara.com sesuai prinsip hak jawab/koreksi, Rahmad dan Afrian pada intinya keberatan dengan penggunaan istilah maupun penginterpretasian ISIS (Islamic State of Iraq and Syria atau Islamic State of Iraq and ash-Sham) terhadap keterangan wawancara mereka yang dimuat LA Times. Sebab menurut Rahmad dan Afrian, mereka justru menolak dan tidak mengakui ISIS.
"Kami, Rahmad dan Afrian, tidak pernah bertekad untuk bergabung dengan ISIS. Karena kalau mereka berjuang di Irak dan Suriah, maka kami juga sedang berjuang di Indonesia. Yang benar adalah kami memang bertekad untuk begabung dengan Daulah Khilafah Islamiyah (IS)," tulis mereka di bagian awal klarifikasinya.
"Kami, Rahmad dan Afrian, tidak menyimak berbagai publikasi ISIS, tapi publikasi Daulah Khilafah Islamiyah (IS)," jelas mereka lagi dalam pernyataannya.
"Saya, Rahmad, tidak mengakui Pemimpin ISIS adalah pemimpin kami. Yang benar bahwa pemimpin kami adalah Khalifah Daulah Islamiyah," tegas Rahmad pula di bagian berikutnya.
Di bagian lainnya, Rahmad dan Afrian pun memberi penjelasan singkat mengenai ISIS yang mereka ketahui, serta perbedaan mendasarnya dengan Kekhalifahan Daulah Islamiyah.
"ISIS lahir di tahun 2013 dan berakhir di Juni tahun 2014. Bagaimana mungkin kami akan bergabung kepada sesuatu yang sudah bubar? Yang benar adalah bahwa kami memang bertekad untuk bergabung dengan Kekhalifahan Daulah Islamiyah Dunia," tegas mereka.
Keduanya pun lantas menegaskan kembali sikap dan penolakan mereka terhadap ISIS, sekaligus membantah bahwa mereka pernah atau telah berikrar untuk bergabung dengan ISIS.
"Saya, Afrian, memberi komentar tegas terhadap ISIS, yakni menolak! Sebab Indonesia masih punya sejarah yang baik dalam upaya penegakan Syariat Islam, beserta contoh-contoh para pejuang-pejuangnya," tulis Afrian.
"Kami, Afrian dan Rahmad, tak pernah berikrar untuk menjadi bagian/bergabung dengan ISIS!" tegas mereka lagi.
Akan halnya interaksi mereka dengan aparat berwajib sebagaimana yang diakui dan juga sempat dikutip, Rahmad dan Afrian pun menjelaskan bahwa pada dasarnya tidak ada masalah, termasuk berdasarkan kesimpulan dari pihak berwajib sendiri saat itu.
"Hasil interogasi pihak keamanan, sebahagian besar sama dengan hasil wawancara kami dengan pihak LA Times. Sekali lagi, kami tidak mendukung apalagi bergabung dengan ISIS! Yang kami dukung dan siap menjadi bagiannya adalah Daulah Khilafah Islamiyah," tandas mereka.
Berita Terkait
-
Turki Gempur ISIS Online: 26 Orang Ditangkap Terkait Propaganda Teror di Medsos
-
Serangan Udara AS di Somalia Tewaskan Tokoh Kunci ISIS, Siapa?
-
Gempur Persembunyian ISIS di Pegunungan Somalia, AS Klaim Sukses Besar
-
Turki Desak Prancis Pulangkan Warganya yang Terlibat ISIS di Suriah
-
Nasib Tragis Tiga Remaja Inggris yang Menjadi Pengantin ISIS
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Harga Emas Antam Terpeleset Jatuh, Kini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
-
Roy Suryo Ikut 'Diseret' ke Skandal Pemalsuan Dokumen Pemain Naturalisasi Malaysia
-
Harga Emas Hari Ini: Antam Naik Lagi Jadi Rp 2.338.000, UBS di Pegadaian Cetak Rekor!
-
Puluhan Siswa SD di Agam Diduga Keracunan MBG, Sekda: Dapurnya Sama!
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
Terkini
-
Penghitungan Belum Rampung, KPK Sebut Kerugian Negara Gegara Kasus Haji Lebih dari Rp1 Triliun
-
Inspeksi Prabowo di Teluk Jakarta, TNI AL Unjuk Kekuatan Maritim Sambut HUT ke-80
-
Sempat Dilalap Api, Profil Kilang Minyak Dumai: Pemasok 16% Energi Nasional Berjuluk 'Putri Tujuh'
-
Malam-malam, Prabowo Ucapkan Selamat Ulang Tahun untuk Wapres Gibran
-
Hakim MK 'Sentil' Hasto: Ngapain Gugat UU Tipikor ke Sini? Lobi Saja DPR, Kan Mereka Setuju
-
KPK Kumpulkan Bukti Kasus Pemerasan TKA, Cak Imin hingga Ida Fauziyah Berpotensi Diperiksa
-
Sebelum Cecar Gubernur Kalbar Soal Kasus Mempawah, KPK Analisis Barang Bukti Hasil Penggeledahan
-
Cak Imin Dorong Sekolah Umum Terapkan Pola Pendidikan Sekolah Rakyat: Ini Alasannya!
-
Warga Manggarai Tak Sabar Tunggu Proyek LRT Fase 1B Rampung, Macet Dianggap Sementara
-
Lewat Sirukim, Pramono Sediakan Hunian Layak di Jakarta