Suara.com - Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Arie Budhiman membenarkan banyak sekolah di Ibu Kota yang kondisinya rusak parah namun belum bisa di renovasi pada tahun ini. Sebab ada proyek pembangunan renovasi sekolah yang anggaranya melambung tinggi hingga menghabiskan Rp49 miliar.
Akibat anggaran yang tidak wajar membuat pemerintah DKI tidak melanjutkan renovasi pada tahun ini. Itu sesuai arahan dari Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
"Memang benar ada dana (renovasi sekolah yang besar) tepatnya Rp49 miliar itu di kompleks SMA Negeri 19. Di sana ada 3 SD ada 1 SMP dan 1 SMA. Ini adalah perencanaan tahun yang lalu. Saya diberikan tugas untuk melakukan efisiensi," kata Arie di Lapangan IRTI Monas, Jakarta Pusat, Jumat (14/8/205).
"Karena mempertimbangkan dan sampai saat ini belum bisa masuk ke pelelangan maka memang sebaiknya harus ditunda supaya betul selesai dan efisiensi penghitungan ulang yang lebih cermat dan efisien," Arie menambahkan.
Arie juga menerangkan kenapa renovasi sekolah di Jakarta ada yang sampai membutuhkan dana mendekati Rp50 miliar. Pasalnya di sana terdapat lima sekolah dalam satu kawasan. Serta merupakan sekolah yang dijadikan cagar budaya yang berada di Tambora, Jakarta Barat.
"Memang volumenya besar di sana ada lima sekolah dan sekolah tersebut bangunan cagar budaya tentu diperlukan kehati-hatian untuk bisa mempertahankan beberapa bangunan yang ada. Mungkin pertimbangannya demikian kenapa kemudian seolah-olah (biayanya) tinggi, karena ini akumulasi dari lima sekolah," jelas Arie.
Lebih jauh, Arie juga tidak mempermasalahkan apabila renovasi sekolah yang bermasalah baru dikerjakan tahun 2016 sesuai keinginan Ahok.
"Saya kira memang sampai tahun depan karena memang tidak cukup waktu apabila dilaksanakan saat ini. Kita tentu harus coba lebih menghitung bagaimana efisiensi itu terjaga betul," ujar dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO