Suara.com - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi meminta pemerintah daerah melalui Pejabat Pembina Kepegawaian menganalisis kebutuhan formasi aparatur sipil negara.
"Saya harap para Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) segera menyampaikan desain dan analisis kebutuhan pegawai untuk lima tahun ke depan, berdasarkan kebutuhan objektif melalui analisis jabatan dan analisis beban kerja. Kirimkan melalui e-formasi," kata Yuddy dalam ceramahnya di depan Sekda dan Badan Kepegawaian Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota se-Indonesia di Jatingor, Jawa Barat, Kamis, berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Antara di Jakarta.
Ia mengatakan pola penerimaan ASN yang dilakukan oleh pemerintah akan bergeser dari berdasarkan rekrutmen (based on recruitment) ke berdasarkan kebutuhan (based on requirement).
Jadi proses seleksi tidak lagi didasarkan pada usulan kuantitatif (jumlah) namun pada kebutuhan objektif instansi pemerintah secara kualitatif (mutu) bisa dipertanggungjawabkan.
Hal ini juga berlaku pada penerimaan di sekolah-sekolah kedinasan milik pemerintah seperti Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN).
"Karena itu, silahkan saudara identifikasi berapa kebutuhan pegawai dengan kualifikasi berasal dari lulusan IPDN," kata menteri yang juga Guru Besar Universitas Nasional Jakarta ini.
Yuddy melanjutkan, selain fase penerimaan pegawai, semua tahapan manajemen pegawai ASN yang diatur dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN juga harus diperhatikan, baik pengembangan pegawai, promosi, kesejahteraan, manajemen kinerja, disiplin dan etika, maupun pensiun.
Manajemen ASN seperti ini, ia menambahkan, penting di tengah persaingan global yang membutuhkan dukungan pegawai handal untuk mendorong akselerasi pembangunan di berbagai sektor, termasuk sektor perekonomian.
Menpan-RB pun yakin seleksi penerimaan CPNS, yang masih dalam masa moratorium kecuali guru, tenaga kesehatan, penegak hukum, serta yang berasal dari sekolah kedinasan bebas dari praktik kecurangan karena telah menggunakan teknologi Computer Assisted Test (CAT).
"Dengan sistem CAT, semua memiliki peluang yang sama. Yang menentukan kelulusan adalah kompetensi yang bersangkutan," kata dia.
Ada pun pengarahan kepada para Sekda dan Kepala BKD Provinsi/Kabupaten/Kota se-Indonesia itu dilaksanakan di Kampus IPDN, Jatinangor, dengan tema Kebijakan Nasional Pengelolaan ASN yg Profesional dan Berintegritas.
Dalam kesempatan tersebut Menteri Yuddy jiga didampingi oleh Rektor IPDN Ermaya Suradinata. [Antara]
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
Pilihan
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
-
Gagal di Sea Games 2025, Legenda Timnas Agung Setyabudi Sebut Era Indra Sjafri Telah Berakhir
Terkini
-
Pramono Anung Umumkan UMP Jakarta Besok: Mudah-Mudahan Nggak Ada yang Mogok Kerja!
-
Empat Pekan Pascabencana Sumatra, Apa Saja yang Sudah Pemerintah Lakukan?
-
PKB soal Bencana Sumatra: Saling Tuding Cuma Bikin Lemah, Kita Kembali ke Khitah Gotong Royong
-
18 Ucapan Selamat Natal 2025 Paling Berkesan: Cocok Dikirim ke Atasan, Sahabat, hingga Si Dia!
-
Gereja Katedral Jakarta Gelar Misa Natal 24-25 Desember, Ini Jadwalnya
-
Diduga Peliharaan Lepas, Damkar Bekasi Evakuasi Buaya Raksasa di Sawah Bantargebang Selama Dua Jam
-
Bambang Tri Siap Jadi Saksi Sidang Ijazah Jokowi, Klaim Punya Bukti Baru dari Buku Sri Adiningsih
-
Wamenkum: Penyadapan Belum Bisa Dilakukan Meski Diatur dalam KUHAP Nasional
-
Hindari Overkapasitas Lapas, KUHP Nasional Tak Lagi Berorientasi pada Pidana Penjara
-
Kayu Hanyutan Banjir Disulap Jadi Rumah, UGM Tawarkan Huntara yang Lebih Manusiawi